Matahari bersinar agak redup . Pagi itu pak ujang bersama kedua temannya berangkat  mencari lebah kehutan perbukitan yang berjarak 6 kilo dari kampung mereka. Pak Ujang dengan kedua teman sudah lama berusaha  mencari peruntungan mencari lebah hutan untuk dijual ke penduduk kampungnya. Mereka menyusuri hutan,  setelah berjalan lebih kurang 6 kilo dari kampung. Akhirnya mereka mulai memasuki hutan  padang rumput  ilalang dengan dengan beberapa pohon tinggi di sekitarnya.

Udara masih terasa dingin karena baru saja diguyur hujan lebat pada malam harinya. Pak ujang  dan kedua temannya terus meyusuri jalan setapak yang tertutup oleh rimbunnya ilalang disepanjang sisi jalan. Jalan itu terlihat sangat jarang ditempuh  sehingga hampir saja tidak kelihatan tanahnya  dan setelah ditebas dulu pepohonan dan rerumputan baru terlihat tanah bekas jalan.  Sampai ditengah hutan yang terlihat gelap dan basah pak ujang melihat sekali lalat disekitar mereka berjalan, dan tak lama setelah itu mereka dikejutkan oleh 2 pasang mata  yang sangat tajam yang membuat mereka gemetaran dan sangat takut. Haaaaooooo…mereka  spontan mundur ke belakang karena dihadapan mereka dengan jarak hanya 2 meter , 2 ekor harimau Sumatra  menghadang dan seperti  ingin menerkam  mereka.

Pak ujang panik dan sangat cemas, mereka berusaha mencari perlindungan dan menghindar dari terkaman harimau tersebut. Pak ujang melihat ada pohon  kayu  besar dan serentak mereka ingin memanjat pohon tersebut  demi menghindari kejaran dan terkaman harimau yang terlihat sangat buas tersebut. Pak ujang segera memberi kode pada teman nya dengan memegang kedua lengan temannya untuk menyelematkan diri dari kejaran harimau. Mereka bertiga bergegas memanjat pohon besar itu sampai kedahan yang paling atas . Tiba tiba Pak Ujang ingat pesan dari kakeknya dulu kalau dikejar harimau jangan lari memanjat pohon , karena harimau tidak senang kalau dipunggungi, harimau itu harus ditatap matanya. Pak Ujang sangat takut, ternyata harimau ikut mengejar memanjat pohon , spontan pak ujang memekik dan bersuara keras ..Hai rangtuo jangan lah kami dimangsa, kami ke rimba hanya mencari reski untuk anak dan istri kami…dada pak ujang sesak dan keringat dingin mengucur disekujur badannya, kakinya gemetaran. Tiba tiba badan pak  Ujang serasa diguncang guncang, dan terdengar suara Bu Upik  “ Uda, uda… ada apa?”. Pak ujang membuka matanya, ternyata dia berada di dalam kamar di rumah. “Astagfirullah, Alhamdulillah... suara pak ujang  sambil menggosok gosokkan matanya dengan jari.

Saniang Baka Solok, 18 Juni 2020