Semua serba tak pasti, di dunia ini yang pasti hanya 4 perkara yaitu jodoh, reski, hidup, dan mati. Apa yang kita banggakan kalau saat ini Allah melimpahkan kekayaan, nanti suatu masa akan datang pula kemiskinan. Apa yang kita banggakan saat ini kita idup sementara akan tiba saatnya kita kembali padaNYA. Hidup di dunia hanya sementara , maka nikmatilah dengan selalu bersyukur dan tunduk pada perintahNYA.

Begitu juga dengan kisah Toyib dan Tolib dua sahabat yang sejak kecil sering bermain bersama. Toyib seorang anak yang miskin, sementara Tolib anak beruntung dengan orang tua yang berada. Perbedaan nasib tidak membuat persahabatan mereka jauh tapi semakin dekat seperti saudara. Tolib anak beruntung Ayahnya seorang juragan sawit. Sementara Toyib anak seorang buruh yang bekerja di kebun sawit milik ayah Tolib. Mereka bersama sama pulang dan pergi sekolah.

20 tahun kemudian Ayah Tolib jatuh miskin serta menderita sakit yang harus dirawat di sebuah rumah sakit. Di tengah kesedihan dan kecemasan Tolib berusaha mencari biaya pengobatan untuk Ayahnya. Semua harta telah berangsur ansur dijual demi menyambung kehidupan keluarga dan mengobati Ayahnya. Terkejut Tolib melihat sebuah kertas kwitansi yang diserahkan seorang perawat rumah sakit ke tangannya jumlah tagihan rumah sakit telah dibayar oleh sesorang yang tak disangka sangkanya. Ternyata yang telah membayar lunas semua biaya perawatan Ayahnya adalah Dokter Toyib pimpinan rumah sakit itu.

# Nikmati hidup apa adanya

# Berusaha untuk selalu menjauhi sikap sombong dan tinggi hati

Saniang Baka Solok, 2 Juli 2020