Setiap pagi aku melihat perempuan berhijab syar’i itu mendorong gerobak. Di dalam gerobaknya itu terdapat aneka makanan yang terbungkus dengan kotak plastic dan daun pisang. Ada nasi goreng , lemang baluo, lontong sayur, lepat, mutu, pudding , kue sangko, dan lain lainnya. Dia berkeliling kampung menjajakan dagangannya dengan sebuah gerobak dorong yang biasa dijadikan tukang bangunan untuk mengangkut pasir dan semen.

Mentari telah bersinar  cerah dengan hembusan semilir angin. Kulihat dengan semangat perempuan itu mendorong kembali gerobaknya. Di simpang tiga, ada seorang ibu yang telah membeli aneka makanan yang dijual perempuan itu.Ibu itu bilang ambil saja uang kembalian,dia  kasihan pada perempuan pedagang keliling itu. Sambil mengucapkan terima kasih dengan lirih perempuan itu berjalan perlahan mendorong gerobaknya yang telah mulai ringan karena dagangannya sudah banyak  yang membeli.

Seminggu lamanya aku selalu mengamati perempuan itu , perlahan dari jauh aku mengendarai motorku tanpa diketahui perempuan itu. Ada hal menarik yang membuat aku penasaran dengan prilakunya, dia mengehentikan langkahnya  melihat dua ekor kucing kurus dijalan mengeong. Kulihat dia mendekati kucing itu sambil mengeluarkan makanan dari dalam gerobaknya. Kemudian  dia menyapa dan berkata pada kucing itu, yang dapat kudengar jelas apa yang disampaikannnya pada kucing itu. Kucing itu lansung menelan makanan yang telah disuguhkannya. Aku telah mendapat sebuah pelajaran besar dari perempuan ini, dia yang bekerja susah dengan berdagang keliling saja dapat membagikan reskinya pada kucing dijalanan. Sambil menyeka air mata, aku bersyukur atas semua nikmat Tuhan padaku yang terkadang kurang aku syukuri.  Wallahu 'alam.

Saniang Baka Solok, 25 Juli 2020