Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
ARUMI GADIS PENAKLUK (10)

ARUMI GADIS PENAKLUK (10)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-285

Minggu, 8 November 2020

Senja ini Arumi segera berkemas menuju rumah Mak Nyai dukun kampung yang terkenal temperamental itu. Dia berjalan seorang diri menyusuri jalanan sepi di kampung. Tak lupa senter kecil dia bawa sebagai alat penerang karena di jalan tidak ada cahaya lampu.

Setelah 15 menit berjalan kaki, akhirnya Arumi sampai di rumah Mak Nyai. Dia uluk salam sambil mengetuk pintu. Terdengar suara langkah kaki menghampirinya, lalu dengan segera pintu terbuka. Seorang perempuan tua berdiri angkuh di depan Arumi, tanpa mempersilakan masuk ke dalam rumah.

“Ada apa kau kemari ?” tanya Mak Nyai ketus.

“Saya hanya ingin bertanya, kenapa Mak Nyai melarang warga kampung berobat ke Polindes ?” sahut Arumi tegas.

“Ha. Kenapa ? Pertanyaan yang bagus !” Mak Nyai mendelik

Arumi nampak tak suka dengan sikap angkuh Mak Nyai. Namun, dia tetap sabar.

“Hai, dengar ya anak muda!” Obat yang kuberikan itu terbukti sampai saat ini masih mampu menyembuhkan warga desa yang sakit, “ jawab Mak Nyai.

“Bagaimana dengan ibu yang melahirkan ?” Arumi kembali mencecarnya.

“Melahirkan ? Sudah berpuluh-puluh tahun orang yang melahirkan sudah kuselamatkan,” ucap Mak Nyai ketus.

Belum selesai berdebat, tiba-tiba dari dalam rumah ada seseorang menghampiri mereka.

“Ini ada apa kok ribut-ribut di luar ?” tanya pria itu

“Ah…kamu anak kecil tahu apa, ayo masuk ke dalam,” sahut Mak Nyai

“Nanti dulu Mak, tidak baik tamu dibiarkan di luar begitu saja. Ayoo, Neng masuk, “ pria itu menyuruh Arumi masuk ke dalam rumah.

“Oh ya, terima kasih. Gak apa-apa biar di sini saja,” sahut Arumi sambil tersenyum.

“Mak Nyai, demi kesehatan warga kampung ini biarkan mereka berobat ke Polindes ya. Apalagi jika ada ibu yang mau melahirkan, segera bawa jangan hanya diurut, “ sambung Arumi

“Oh ya, karena hari sudah malam, saya permisi dulu, “ kata Arumi berpamitan.

Mak Nyai tak menanggapi perkataan Arumi. Dia langsung masuk ke dalam dan menutup pintu dengan wajah cemberut. Rupanya dia tidak suka ada yang mengusik pekerjaannya selama ini karena dia berpikir akan berkurang pendapatannya jika warga berobat ke Polindes.

“Neng, tunggu !” sahut pria itu mengagetkan Arumi yang hendak pulang.

“Biar Akang antar karena hari sudah malam, “ kata pria itu sambil berjalan menyusul Arumi.

“Tidak usah, saya berani jalan sendiri,” sahut Arumi

Namun, lelaki itu tetap memaksa hingga akhirnya mereka berjalan beriringan. Tak ada kata terucap di antara mereka. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya lelaki itu menyerah, lalu dia beranikan diri untuk buka suara.

“Kenalkan, nama saya Faizir. Emak biasa memanggil saya Faiz, “ sahutnya malu-malu.

“Saya Arumi, bidan desa yang bertugas di Polindes Mawarsari,” ucap Arumi datar.

Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di rumah dinas Arumi.

“Terima kasih ya Kang Faiz sudah mengantar saya pulang, “ sahut Arumi pelan.

“Ya sama-sama, “ kata Faiz nampak sedikit gugup.

Akhirnya Arumi masuk ke dalam rumah disertai tatapan Faiz yang memandanginya sampai sosok gadis itu tak terlihat lagi.

Bagaimana kisah Arumi selanjutnya ? Ikuti esok hari.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah ... Arumi dapat penggemar ya ... Mantul Bun ... lanjut dan Salam sukses ...

09 Nov
Balas

Ya nih, Terima kasih bu Elyta sudah mampir.

09 Nov

Wah, makin seru kisahnya . Sukses selalu

08 Nov
Balas

Terima kasih bu Siti yg selalu setia berkunjung

09 Nov

Mak nyai merasa terampas mata pencahariannya sama arumi

12 Nov
Balas

akhirnya dapat teman bicara sepertinya Arumi, aku tunggu lanjutannya

08 Nov
Balas

Ya, soalnya kasihan kalau sendiri aja

09 Nov

Alhamdulillah ada teman baru

09 Nov
Balas

Betul bu Fifit, mksh sdh berkunjung

09 Nov



search

New Post