Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
ARUMI GADIS PENAKLUK (17)

ARUMI GADIS PENAKLUK (17)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-292

Minggu, 15 November 2020

Pagi ini Arumi sengaja bangun kesiangan. Melalui lubang jendela, sang surya nampak sudah muncul dengan memancarkan sinarnya yang kuning keemasan. Hari ini memang hari Minggu. Rasanya Arumi agak malas untuk segera bangun dan turun dari tempat tidurnya. Dia memilih untuk bergulung dengan selimut tipisnya.

Dalam kamar sempit itu, Arumi kadang senyum sendiri mengingat peristiwa yang dialaminya ketika ke Puskesmas bertemu dokter Alfian yang ganteng. Dia masih membayangkan senyumnya yang ramah dan memesona hingga mampu menembus rongga dadanya. Arumi berharap pria tampan itu juga merasakan hal yang sama.

Setelah puas berleha-leha di kamarnya, kini Arumi bangkit dari tempat tidurnya hendak membersihkan diri. Rencananya di hari libur ini dia ingin santai sejenak dan keluar dari rutinitas pekerjaan. Benar saja, saat ini Arumi sudah nampak dengan sekop dan cangkul. Dia hendak membereskan taman TOGAnya, agar mirip dengan yang dia lihat di Puskesmas tempo hari. Ada semangat dalam dirinya, manakala saat mencangkul tanah dia bernyanyi-nyanyi kecil.

Arumi sejenak menghentikan pekerjaannya, ketika tiba-tiba ada seseorang menyapanya dan berdiri dekat taman TOGA.

“Hai Arumi lagi apa nih ?” tanya seorang pria sambil berhenti tepat di depan Arumi.

“Ehh…kang Faiz. Ini lagi menanam pohon kumis kucing, “ sahut Arumi datar.

“Emhh….kemarin ada Kang Ujang kemari ya ?” tanya Faiz

“Oh ya, makasih ya untuk bingkisannya,” ucap Arumi tetap datar

“Sama-sama. Bagaimana dengan salamnya ?” lanjut Faiz mulai menggoda.

“Sudah saya sampaikan lewat Kang Ujang, terima kasih untuk salamnya,” balas Arumi

“Emhh….bagaimana kalau kita jalan-jalan, apakah Arumi punya waktu ?” ucap Faiz memberanikan diri.

“Aduhhh….gimana ya, hari ini saya sangat sibuk jadi sepertinya tak bisa,” kata Arumi sambil terus melanjutkan pekerjaannya.

“Oh ya sudah, kalau begitu mungkin lain waktu aja ya, “ lanjut Faiz

“Maaf ya Kang Faiz, “ ucap Arumi tersenyum

“Oh gak apa-apa, bisa lain waktu. Kalau begitu saya permisi pulang, “ sahut Faiz tertunduk.

Arumi hanya bisa tersenyum puas saat melihat Faiz tak berdaya di hadapannya. Awalnya Arumi suka dengan pemuda ini, namun karena dia anak Mak Nyai yang selalu memusuhinya jadi Arumi melampiaskan kekesalannya pada Faiz. Biar tahu rasa gerutunya.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Arumi makin seru ceritanya Mrs..lanjut ya

15 Nov
Balas

Ya, mksh bu hj Septa

16 Nov

Kasihan dong Kang Faiz hehe

18 Nov
Balas



search

New Post