Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
ARUMI GADIS PENAKLUK (21)

ARUMI GADIS PENAKLUK (21)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-296

Kamis , 19 November 2020

Arumi semakin tidak mengerti, mengapa bapak tua itu tak mau menyebutkan siapa yang menyuruhnya untuk datang ke Polindes dan melarang warga berobat. Kedatangan Faizir yang dengan tiba-tiba dan langsung menghampiri, membuatnya sedikit lega. Pria yang selama ini dia sia-siakan keberadaannya, kini mulai menarik perhatiannya. Arumi sadar bahwa Faizir menaruh hati padanya. Tanpa kenal lelah dia terus berusaha mendekatinya. Meski mendapat pertentangan dari emaknya sendiri, Faizir tetap maju pantang menyerah. Saat terjadi perdebatan antara Arumi dengan bapak tua itu, kebetulan Faizir lewat karena dia baru saja datang dari Bandung dan belum sampai rumah.

“Eh ….Mang Mardi, sedang apa di sini ?” sahut Faizir yang memang kenal betul dengan mamangnya ini yang merupakan adik kandung Mak Nyai.

“Oh kamu Faiz, ini Mamang lihat pantesan emakmu, Ceu Nyai pasiennya makin berkurang. Eh…ternyata pada berobat ke sini. Mamang mah pokoknya tidak setuju ada bidan desa di sini,” sahutnya panjang lebar.

“Iya, tapi Mamang tidak boleh dong sambil marah-marah apalagi pakai mengancam segala sama Arumi, “ kata Faizir

“Pokoknya Mamang tidak setuju, titik.” Sahutnya sambil ngeloyor pergi.

“Ehh…Mang tunggu dulu, kita selesaikan masalah ini baik-baik, “ Faizir berusaha menghalanginya pergi.

“Sudahlah Kang Faiz, biarkan Mamangmu pergi,” sahut Arumi yang memanggilnya dengan nama pendek.

“Maaf ya Arumi, atas tindakan Mamang saya tadi, “ kata Faiz sambil berjalan bareng Arumi.

“Oh gak apa-apa, saya maklum,” sahut Arumi tersenyum.

Sesampainya di rumah dinas Arumi, nampak senyuman tersungging dari bibir manisnya. Arumi mempersilakan Faizir duduk di kursi halaman depan. Mereka berbincang tentang indahnya dunia. Tawa sesekali terdengar manakala Faizir bercerita ketika waktu kecil dirinya pernah diseruduk domba atau jatuh terpeleset di sawah dengan wajah penuh lumpur.

Tak terasa hari menjelang sore. Faizir segera berpamitan untuk kembali ke rumahnya. Saat ini dia merasa bahagia. Ibaratnya dunia hari ini miliknya. Di jalan menuju rumahnya, tak henti dia tersenyum dan bersenandung riang mendendangkan lagu cinta. Hingga dia sampai di depan rumah dengan wajah sumringah.

“Faiz, kamu tadi mampir ya ke rumah bidan desa itu ?” Mak Nyai langsung bertanya.

“Emak tahu dari mana ?” tanya Faizir

“Pertanyaan tidak penting itu. Faiz, kenapa sih kamu dari dulu suka sama si Arumi. Emak kan sudah bilang, kamu tuh gak boleh dekat-dekat sama dia karena kamu sudah ada yang punya yaitu si Rina ?” kata Mak Nyai ketus

“Ya suka lah Mak, Arumi kan orangnya baik dan cantik,” kata Faiz kalem.

“Hei siapa bilang ? Kamu tuh cocoknya sama si Rina, dia lebih cantik dan bahenol. Nih, besok emak dan mamangmu akan ke rumah si Rina untuk melamarnya,” kata Mak Nyai

“Ah…emak ini ada-ada saja, “ sahut Faiz

“Ehh…ini serius Faiz,” sahut Mak Nyai dengan nada tinggi.

“Pokoknya Faiz gak mau, “ sahutnya sambil pergi menuju dapur.

Hari berganti. Tujuh purnama sudah Faiz menjalin kasih dengan Arumi. Sementara Mak Nyai tiada henti mendekatkannya dengan Rina si gadis desa. Banyak alasan dikemukakan Mak Nyai agar Faiz mau mencintai gadis pilihannya. Hingga suatu hari Mak Nyai menyuruh Rina datang ke rumahnya untuk merencanakan sesuatu.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

19 Nov
Balas

Terima kasih Pak Dede

19 Nov

Waduh..kok Mak Nyai tega ya...

19 Nov
Balas

Cerpen yang keren bu

20 Nov
Balas

Rencana apakah...

19 Nov
Balas

Kasih masukan bu Susi kira2 rencana apa ya

19 Nov

Kasih masukan bu Susi kira2 rencana apa ya

19 Nov



search

New Post