ARUMI GADIS PENAKLUK (6)
#TantanganGurusiana
#Hari ke-281
Rabu, 4 November 2020
Setelah semuanya sudah siap untuk berangkat, Abah keluar rumah dengan membawa barang bawaan Arumi. Dikuti Ambu dan Arumi mengekor dari belakang. Perjalanan diawali dengan menyusuri perkampungan dengan jarak rumah agak jauh satu sama lain. Arumi sesekali tersenyum ketika berpapasan dengan penduduk desa itu. Tak lama kemudian mereka sampai di pematang sawah. Jalanan kecil dan becek membuat Arumi sedikit was-was takut terpeleset. Dia beberapa kali memegang tangan Ambu karena kemiringan jalan setapak di areal sawah yang membuatnya kadang hilang keseimbangan tubuh. Setelah melewati pesawahan, kini mereka berjalan menuju arah bukit kecil. Nampak Abah dan Ambu yang sudah terbiasa berjalan kaki, melangkahkan kakinya dengan ringan. Sementara Arumi, dengan nafas tersengal berjalan agak tertatih karena ini perjalanan pertamanya melintasi sawah dan bukit.
Setelah berjalan 30 menit kini nampak dari kejauhan sekumpulan rumah penduduk.
“Neng Arumi, kita sudah hampir sampai ke tempat tujuan, “ kata Abah.
“Ya nih, Ambu meni capek, “ timpal Ambu sambil mengusap keringat.
“Makasih Abah dan Ambu sudah mau mengantar Arumi ke sini, “ ucapnya lembut.
“Ayo kita ke kantor desa, Abah mau menemui Pak Kuwu, “ kembali Abah berjalan menuju sebuah pendopo.
Kemudian Abah uluk salam. Dari dalam terdengar seseorang membalas salamnya. Ternyata seorang lelaki setengah baya membukakan pintu dan mempersilakan mereka masuk, lalu duduk di atas tikar menghadap Pak Kuwu atau Kepala Desa. Tak lama kemudian seorang ibu membawa nampan yang berisi makanan dan minuman. Setelah itu, Abah menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Pak Kuwu yang selalu mengenakan peci itu nampak menggangguk-angguk mendengar penjelasan Abah.
“Ya sudah kalau begitu kami titip Neng Arumi di sini. Meski baru mengenalnya, tapi kami sudah menganggapnya seperti anak sendiri, “ lanjut Abah.
Usai berbincang tentang maksud kedatangannya, Abah dan Ambu berpamitan pulang.
“Kami permisi pulang, “ kata Abah sambil bersalaman seraya mengucapkan salam. Pak Kuwu dan istrinya mengantarkan mereka sampai di depan rumah.
Akhirnya Abah dan Ambu berjalan beriringan untuk pulang ke rumahnya. Arumi hanya bisa berucap terima kasih dan menatapnya sampai mereka hilang dari pandangan. Tak terasa bulir bening menetes dari pelupuk matanya. Dia sangat sedih sekaligus terharu mengingat kebaikan Abah dan Ambu yang meski baru dikenalnya tapi mereka sangat baik. Arumi tak tahu bagaimana nasibnya jika waktu itu tidak ditampung di rumah mereka. Sementara dia sendiri tidak tahu pasti alamat yang ditujunya. Mungkin ini jalan Tuhan yang menuntun dan melindunginya hingga dia bisa sampai di tempat tugasnya ini.
“Neng ayo masuk,” terdengar suara ibu Kuwu mengagetkannya dari lamunan.
“Oh ya bu, terima kasih, “ ucap Arumi sambil tersenyum
“Panggil saja saya Mak Tinah ya, “ sahutnya.
“Oh ya, “ kata Arumi tersenyum .
Kini mereka kembali duduk melingkar di atas tikar. Terlihat Pak Kuwu menyeruput kopinya sampai habis. Sementara itu Mak Tinah menyuruh Arumi menikmati singkong rebus yang disuguhkannya.
“Jadi begini, Arumi. Sekarang Bapak akan mengantarmu ke Polindes atau Poliklinik Desa. Letaknya tidak jauh dari balai desa ini, “ Pak Kuwu mulai membuka percakapan.
“Oh ya, terima kasih Pak, “ ucap Arumi
Kemudian mereka segera berkemas menuju Polindes yang lokasinya tak jauh dari rumah Pak Kuwu yang bersebelahan dengan balai desa.
Bagaimana kisah Arumi setelah sampai di Polindes ? Ikuti lanjutannya esok hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, kisah yang seru. Sukses selalu
Makin menarik ya mrs
Terima kasih bu hj Septa sdh mampir
Oke, pasti aku ikuti esok hari.. hehe
Ashiapp