Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
ARUMI GADIS PENAKLUK (Part 2)

ARUMI GADIS PENAKLUK (Part 2)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-277

Sabtu, 31 Oktober 2020

Mobil elf membelah jalanan aspal mulus dengan lincahnya. Seiring musik dangdut koplo riuh terdengar dari salon mobil yang sudah nampak lusuh kecoklatan. Sementara beberapa penumpang terbuai bayu membelai helai rambut, membuat mata ini berat terkatup. Sang kernet memulai aksinya dengan sigap menagih ongkos para penumpang yang setengah terlelap.

Tak terasa separuh perjalanan telah terlewati. Dengan hati cemas aku terus menanyakan daerah yang akan kutuju pada sang sopir di sebelahku.

“Pak sopir, daerah Cidaun masih jauh ?” tanyaku.

“Oh ya neng, masih sekitar 30 menit lagi,” sahutnya sambil menyeka keringat dengan handuk kecil di lehernya.

Aku duduk di jok depan dekat sopir bareng seorang ibu setengah baya. Tak sedikitpun mata ini aku biarkan lolos menangkap pandangan pepohonan yang berjajar di pinggir jalan. Mataku memandang terus ke depan kaca mobil takut terlewat karena aku tidak tahu dimana harus turun. Jalanan mulai berbelok-belok, pepohonan masih nampak berbaris rapi terlihat dari kaca mobil elf. Kupandangi jalan berbukit terbalut tanah merah yang tinggal separuh karena terkikis hujan dan longsor ringan. Akar kuat terlihat menonjol keluar seiring dengan tetes air mengalir dari dinding bukit itu. Mobil kian mendekat perbukitan itu. Hatiku semakin ciut manakala tiba pada jalan yang hanya bisa dilalui satu mobil. Belum lagi sekarang jalanan mulai bergelombang dan berbatu, menambah gundah hati ini. Mobil melaju pelan hingga sampai di bibir jurang. Aku melihat pak sopir melemparkan sesuatu ke luar jalan.

Sementara itu dari arah berlawanan nampak mobil truk kecil mengangkut hasil perkebunan petani. Mobil berhenti sejenak untuk memberi kesempatan pada sopir truk agar lewat terlebih dulu. Aku hanya bisa memejamkan mata sambil berkomat-kamit berdoa agar mobil bisa selamat melewati rintangan ini. Dengan hati berdebar terus kupanjatkan doa, sementara penumpang di belakang hening tak terdengar ucap suara. Adegan mendebarkan ini berlangsung kurang lebih 15 menit. Hatiku agak plong manakala mobil yang kutumpangi berhasil lolos melewati jalan berkelok yang hanya cukup dilewati satu mobil.

“Neng, ingat tidak belokan tadi ?” sahut penumpang di sebelahku dengan tiba-tiba menyapa.

“Oh tidak, memangnya kenapa ?” tanyaku penasaran

“Itu kalau sopir tidak permisi dengan melemparkan sebatang rokok atau uang receh, pasti kita tidak selamat,” katanya dengan wajah serius.

“Oh ya ?” kujawab singkat

“Neng tahu tidak, di jalan tadi ada penunggunya lho dan jika sopir tidak permisi dulu, pasti mobil ini akan melayang jatuh ke jurang, “lanjutnya.

Aku sedikit tersenyum mendengar penuturan ibu setengah baya yang duduk di sebelahku itu.

“Memangnya Neng mau kemana ?” tanyanya lagi.

“Ke Cidaun, oh ya perkenalkan nama saya Arumi, “kataku.

“Hati-hati lho kalau berada di sana, apalagi si neng ini masih muda dan cantik,”katanya lagi.

“Memangnya kenapa ?” tanyaku penasaran.

“Mang…mang kiriii, “ teriak ibu yang disebelahku itu menyuruh pak sopir berhenti.

Tak lama kemudian ibu itu turun dari mobil elf dan meninggalkan sejumlah pertanyaan bagi diriku. Aku mengingat terus kata-kata yang baru saja diucapkan olehnya. Apa maksudnya ya menyuruhku hati-hati, pikirku.

Mobil kembali melaju, tak lama kemudian pak sopir memberitahu bahwa tempat tujuan yang aku maksud sudah sampai. Ia mengatakan bahwa aku harus menyambung perjalanan dengan menggunakan ojek. Gerimis masih terus menyapa ketika aku turun dari mobil elf. Kupalingkan wajah ke segala arah untuk melihat adakah tukang ojek di sekitar sini. Kembali kulirik arloji yang sekarang menunjukkan pukul 17.30 WIB, itu berarti tak lama kemudian gelap menyapa.

Bagaimana kisah perjalanan Arumi selanjutnya ? Ikuti esok hari

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow mantap Bun, salam kenal.

31 Oct
Balas

Wow, jadi penasaran nih. Keren. Sukses selalu

31 Oct
Balas

Terima kasih bu Vivi yg selalu setia membaca tulisanku

31 Oct

Penasaran Mrs..penasaran..misteri

31 Oct
Balas

Ikuti terus ya bu hj

31 Oct

Ada apa dengan Cidaun... Ahh penasaran, kasih bocoran dong hehe

31 Oct
Balas

Ada apa ya, sy jg ga tahu

31 Oct

Wah ada apa dengan cidaun

31 Oct
Balas

Ada apa ya, tunggu besok ya bu Fifit

31 Oct

Wah ada apa dengan cidaun

31 Oct
Balas

Oke banget cerpennya bu. Terus berkarya untuk pembaca. Salam sukses selalu

31 Oct
Balas

Terima kasih pak Sukadi, salam literasi

01 Nov



search

New Post