#Tantangan Gurusiana

#Hari ke-145

# 21 Juni 2020

Saat ini Gurusiana.id yakni blog kebanggaan MediaGuru Indonesia sedang diramaikan oleh jenis tulisan Pentigraf . Para Gurusianer begitu semangat dan antusias menulis Pentigraf. Meski pada awalnya ada yang merasa belum pede atau ragu-ragu karena belum tahu bagaimana caranya. Namun, tidak sedikit yang nekat menulis meski secara teori belum bisa dikategorikan jenis tulisan yang dimaksud.

Akhirnya, Bapak Muhammad Ihsan CEO MediaGuru Indonesia memahami kebutuhan para Gurusianer. Beliau mampu menghadirkan founder Pentigraf yakni Dr. Tengsoe Tjahjono, seorang penyair sekaligus dosen di Universitas Negeri Surabaya melalui Webinar V MediaGuru Indonesia dengan mengusung tema “Meneroka Dapur Pentigraf.”

Apa itu Pentigraf dan bagaimana cara menulis pentigraf yang baik dan terlihat ciamik, berikut ulasannya.

Pentigraf merupakan akronim dari Cerpen Tiga Paragraf. Meski hanya terdiri dari 3 paragraf bukan berarti isinya asal-asalan, melainkan ada tata cara yang harus dipatuhi oleh penulis pentigraf ini, antara lain :

1. Perhatikan Jumlah Kata

Meski cerpen ini disajikan hanya dalam tiga paragraph, namun jumlah kata tidak boleh lebih dari 210 kata. Ini berarti Penulis harus mampu menghadirkan tulisan padat dan utuh yang merupakan satu kesatuan jalinan cerita yang tidak bersambung.

2. Harus ada elemen narasi

Dalam pentigraf harus terdapat elemen-elemen yang satu sama lain saling terkait dan menunjang secara utuh. Antara lain harus ada tokoh, alur, konflik dan latar. Untuk tokoh cerita dalam pentigraf bisa saja manusia, hewan, tumbuhan, alam atau benda. Menulis pentigraf bisa juga dari pengalaman nyata yang diformat menjadi karya sastra yang menarik. Jangan lupa untuk tetap menghadirkan konflik yang terjadi bisa saja manusia dengan dirinya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam dan budaya dan manusia dengan Tuhan.

3. Bukan Memindahkan Fakta

Tugas Penulis bukan memindahkan realitas sehari-hari ke dalam teks tetapi mengolah dan mengangkat realitas tersebut menjadi realitas baru, sehingga tulisan menjadi hidup dan enak dibaca.

4. Hindari Dialog Panjang

Agar penyajian Pentigraf menarik, maka hindari dialog panjang dalam satu paragraf. Jadikan dialog itu narasi yang menarik dan hidup, sehingga pentigraf tidak menjadi kaku.

5. Sajikan twist

Diakhir paragraf ke-3 hadirkan twist atau kejutan yang tak terduga. Namun, bukan prank yang membuat pembaca merasa tertipu.

Itulah beberapa cara menulis pentigraf yang diusung oleh penemunya yakni Dr.Tengsoe Tjahjono, lelaki kelahiran Jember 3 Oktober 1958 yang pernah meraih penghargaan pada tahun 2012 sebagai Sastrawan Berprestasi dari Gubernur Jawa Timur.

Kiranya para penulis Pentigraf di Gurusiana.id tidak ragu lagi untuk menuangkan idenya. Apalagi dengan adanya pernyataan dari CEO MediaGuru Indonesia, Bapak Muhammad Ihsan yang menantang para guru untuk menjadi seorang Pentigrafis atau penulis pentigraf yang nantinya diikut sertakan dalam lomba yang diadakan oleh MediaGuru Indonesia.

Dengan mengikuti cara yang sudah dijelaskan, diharapkan kualitas tulisan para Pentigrafis Gurusiana akan semakin ciamik dan enak dibaca.