#Tantangan Gurusiana

#Hari ke-138

# 14 Juni 2020

Program unggulan yang dimiliki oleh sekolahku yakni SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang adalah CIBAKU SACI MASAGI, merupakan akronim dari Cinta Baca Buku Satu Cikampek Maca Sareng Babagi. Program ini sangat penting mengingat para peserta didik belum mampu menempatkan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan. Untuk itu sekolah mempunyai kewajiban membangun budaya literasi sesuai dengan apa yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Implementasi program CIBAKU SACI MASAGI menjadi sebuah alternatif bagi pengembangan enam literasi dasar di SMPN 1 Cikampek. Tujuan dikembangkannya program ini adalah sebagai upaya menanamkan kebiasaan membaca dan menulis sebagai suatu kebutuhan. Adapun manfaat yang dapat diambil adalah meningkatnya keterampilan 6 literasi dasar di kalangan peserta didik.

Perlu pemahaman yang mendalam tentang pengertian literasi di semua kalangan, karena literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis. Literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Ada enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh para peserta didik, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Literasi baca tulis

Membaca dan menulis merupakan kunci untuk membuka tabir ilmu pengetahuan termasuk membaca informasi sederhana sekalipun.

2. Literasi Numerasi

Kecakapan seseorang dalam menggunakan angka, simbol, tabel. grafik, bagan yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari.

3. Literasi Sains

Literasi sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ketika menjelaskan fenomena alam atau penggunaan metode ilmiah

4. Literasi Finansial

Kemampuan memahami tentang konsep dan resiko dalam membuat keputusan yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.

5. Literasi Digital

Kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dan sumber informasi secara digital.

6. Literasi Budaya dan Kewargaan

Kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa dan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Itulah enam literasi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik, sehingga sekolah memandang perlu untuk melaksanakan kegiatan CIBAKU SACI MASAGI. Program ini merupakan suatu tantangan dari Pemimpin, bisa Kepala Sekolah atau Pemimpin Daerah untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan menerapkan 6 literasi dasar peserta didik.

Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

a. Pembiasaan membaca 15 menit di kelas

Siswa membaca buku non pelajaran yang dilakukan setiap hari sebelum kegiatan belajar dimulai, didampingi guru pengajar jam ke-1

b. Readathon

Membaca senyap dilakukan oleh seluruh warga sekolah selama 42 menit setiap Jumat di lapangan sekolah

c. Peserta didik membaca buku yang sudah divalidasi, dilakukan pada minggu pertama dan dipantau oleh Guru Pembimbing

d. Peserta didik menulis ulasan dari buku yang sudah dibacanya dengan menggunakan teknik Ichikawa Fisbone, Y-Chart, Infografis atau diagram AIH, diserahkan pada Guru Pembimbing

e. Peserta didik mempresentasikan dan mendiskusikan buku yang telah dibacanya melalui kelompoknya

f. Peserta didik mengunggah hasil karyanya di laman Facebook grup sekolah dan WJLRC Provinsi Jawa Barat

Selain itu, setiap kelas diwajibkan membuat Pohon Geulis (gemar membaca dan menulis). Pohon literasi ini berupa batang pohon yang rantingnya diisi dengan daun-daun. Di setiap helai daun, peserta didik mengisi informasi berupa nama, kelas, judul buku, jumlah halaman, pengarang, penerbit dan isi buku secara singkat. Secara berkala wali kelas menilai dan menghitung jumlah helai daun untuk mengetahui peningkatan jumlah buku yang dibaca. Kelas dengan jumlah daun terbanyak dan kreatif dalam membuat pohon geulis serta pojok baca kelas, akan mendapatkan reward berupa piagam dari sekolah.

Hasil kegiatan CIBAKU SACI MASAGI yang sudah berlangsung dari tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum jam belajar dimulai sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan secara rutin

2. Jumlah kunjungan ke perpustakaan sekolah meningkat

3. Peserta didik menjadi terampil menulis melalui majalah dinding dan tumbuhnya budaya baca dengan adanya pojok baca kelas atau sekolah

4. Meningkatnya jumlah buku non pelajaran yang dibaca oleh peserta didik

5. Berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik. Ditandai dengan terpilihnya 8 peserta didik mengikuti Jambore Literasi tingkat Provinsi Jawa Barat di Kiarapayung Sumedang. Memperoleh medali dari Pemerintah South Australia dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat atas keikutsertaan dalam program WJLRC (West Java Leader’s Reading Challenge) tahun 2015 – 2017. Piagam dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang pada tahun 2018 yang dapat digunakan untuk masuk ke jenjang SMA/SMK melalui jalur prestasi

Selain itu, melalui kegiatan CIBAKU SACI MASAGI, Penulis yang merupakan Guru Penggerak Literasi Kabupaten Karawang mendapat kesempatan tampil mempresentasikan program ini dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan Kesharlindungdikdas di Tangerang pada Juli 2019 yang dikuti oleh para peserta dari berbagai provinsi di Indonesia.

Dengan adanya program ini, peserta didik dapat menerapkan dalam proses pembelajaran dan semua warga sekolah menjadi terbiasa membaca dan menulis. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan agar Gerakan Literasi Sekolah terus berjalan.