Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA MARIA (11)

CINTA MARIA (11)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-314

Senin , 7 Desember 2020

Kerongkonganku tercekat ketika menatapnya dengan jarak pandang yang begitu dekat. Kukucek mataku berkali-kali dan kucubit kulit ini. Barangkali aku bermimpi. Tapi…. Oh my God, ini realita. Lelaki yang ada di hadapanku ini ternyata Pram, pria yang 20 tahun lalu pernah hadir mengisi relung hatiku. Pram yang dulu selalu bersamaku memandang sang surya terbit di puncak gunung dan menyusuri pesisir pantai untuk menghantar matahari senja. Rasanya aku tak percaya menghadapi semua ini.

Kupaksakan jua kaki ini berdiri meski berat bagaikan ditimbun beribu karung pasir, dan akhirnya kekuatan itu tiba-tiba datang menyapa.

“Emhh….kamu Pram kan ? Lagi ngapain di sini ?” Tanyaku heran

“Heyy….Maria, “ Sahutnya dengan mata berbinar.

Kami duduk di meja yang sama, setelah akhirnya penjaga kantin membersihkan bekas tumpahan soto panas tadi. Setelah berbincang sejenak, Pram memesan makanan lalu ia menghampiri meja kasir untuk membayar sejumlah menu makan siang. Dari kejauhan, kuperhatikan penampilan Pram. Tak banyak berubah dengan sosoknya yang dulu pernah kukenal. Hanya terlihat kaki kanan berjalan agak pincang. Aku menduga mungkin itu bekas kecelakaan 20 tahun lalu yang menimpa kami .

Sepertinya Pram sudah tidak sabar ingin cepat berbincang denganku. Terlihat ia begitu tergesa membawa nampan pesanan kami. Diletakkanya semua makanan di meja, dan kami mulai berbincang.

“Pram, apa kabar ?” Sahutku membuka percakapan

“Kabar baik. Bagaimana dengan dirimu ?” Balasnya sambil menatapku.

“Aku baik-baik saja. Oh ya, kemarin aku bertemu dengan ibumu, sudah berapa lama beliau di sini ?” Tanyaku berbasa-basi.

“Sudah sepuluh tahun yang lalu, itu semua atas permintaannya,” Sahutnya datar.

“Tidak masalah, asalkan dia betah no problem, “ sahutku

“Lha, kamu di sini sudah berapa lama, kok baru bertemu sekarang ?” Tanyanya penasaran.

“Aku baru dua bulan bertugas,” Ucapku singkat.

Obrolan kami berlanjut dengan sesekali diiringi tawa kecil ketika mengenang kebersamaan kami.

“Emhh….maaf. Keluargamu di mana dan sudah berapa anakmu ?” Tanyanya menyelidik

Mendengar pertanyaannya, tiba-tiba aku tersedak cukup lama meski air minum sudah mengalir di kerongkonganku. Lalu terdengar dering handphone di sebelahku yang dengan secepat kilat kuangkat. Aku tersenyum mengakhiri percakapan di telepon.

“Maaf, sepertinya jam makan siang sudah berakhir, Kepala Panti memanggilku,” Sahutku sambil beranjak dan tak lupa mengucapkan terima kasih untuk pertemuan ini.

Mendengar penuturanku Pram hanya bisa terdiam dan menatap kepergianku. Kulangkahkan kaki ini dengan tergesa menuju ruang Kepala Panti. “Untung saja momennya pas,” gumamku.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

07 Dec
Balas

Terima kasih Pak Dede sudah berkunjung

07 Dec



search

New Post