Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA MARIA (12)

CINTA MARIA (12)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-315

Selasa , 8 Desember 2020

Setelah pertemuan itu hatiku galau tiada terkira. Ya Tuhan mengapa semua itu bisa terjadi. Mengapa dia kembali muncul dalam lembaran hidupku? Beribu pertanyaan hadir dalam benakku, menghujam hati yang selama ini sudah kututup untuk semua cinta. Aku tak kuat, napasku tersengal dan dadaku sesak. Rasanya seperti ada ribuan beban yang menyeruak begitu saja. Hingga tak terasa bulir bening mengalir begitu derasnya. Aku tak tahu mengapa hati ini bergetar kala mengingat namanya. Ahh…padahal aku sudah berusaha melupakannya.

Hari berganti. Pagi ini seperti biasa aku mendapat laporan dari beberapa suster tentang kondisi psikologis para penghuni panti. Aku mendengarkan dengan seksama setiap permasalahan yang dialami oleh mereka. Setelah semua kucatat, para suster itu meninggalkan ruanganku. Aku menganalisis setiap kasus yang mereka sampaikan. Salah satunya aku harus menangani kondisi Bu Prapti yang menurut laporan suster, ada perubahan yang tak biasanya. Siang itu aku bermaksud hendak berbincang dengan beliau. Aku janjian dengan suster untuk bertemu di taman depan kantorku.

Langkahku terhenti ketika mataku mengarah pada ruang lobby yang kulewati. Aku melihat sosok pria yang beberapa hari lalu bertemu denganku. Ya, dialah Pram si pencuri hatiku. Tak kuduga dia menatapku, hingga kami beradu pandang dalam jarak yang tak terlalu jauh. Dia berdiri dan berjalan kearahku dengan senyuman khasnya seperti yang kuingat dua puluh tahun lalu.

“Halloo Maria, apa kabar ?” Sahutnya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat,

“Hai…kabar baik, “ Ucapku datar

“Sedang apa di sini ?” Tanyaku sambil menyembunyikan rasa gugup

“Aku mau menjenguk ibu,” Sahutnya

“Oh silakan, beliau ada di kamarnya. Sudahkah bertemu susternya ?” Tanyaku

“Sudah, tapi bolehkah kita berbincang sejenak ?”Tanyanya penuh harap.

“Maaf , saya sedang banyak pekerjaan yang harus segera ditangani, permisi.” Sahutku cepat

Kulihat Pram sedikit memicingkan mata setelah aku mengucapkan kalimat itu. Sepertinya ia kecewa tak dapat berbincang denganku. Aku segera berjalan dan berbalik arah menuju ruanganku. Kuraih handphone untuk menelpon suster yang tadi sudah janjian denganku bertemu di taman depan. Aku membatalkan pertemuan siang ini dengan Bu Prapti.

Di ruanganku, aku benar-benar tak bisa berkonsentrasi dalam bekerja. Aku merutuki diriku sendiri, mengapa aku begitu lemahnya menghadapi semua ini. Bukankah selama ini aku termasuk sosok perempuan yang kuat, tegar dan mandiri. Mengapa sekarang aku menjadi rapuh. Duhhh….

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

He he he pura-pura nih..

09 Dec
Balas

Duh ceritanya terasa aku yg jd maria..seruuu mrs lanjutt

09 Dec
Balas

Kebayang hati Maria dagdigdug

08 Dec
Balas

Salting tea, he..he

08 Dec

Kenapa Maria malah menghindar, padahal punya rasa suka.. Pinisirin nih

08 Dec
Balas



search

New Post