CINTA MARIA (15)
#TantanganGurusiana
#Hari ke-319
Sabtu, 12 Desember 2020
Aku tersentak kaget manakala perempuan berpenampilan trendi itu berbicara keras pada Pram. Sampai tersedak mulutku ketika satu suapan nasi baru saja masuk kerongkonganku ketika mendengar teriakannya. Pram juga kaget saat melihat istrinya, Mirna tiba-tiba datang tanpa menelponnya terlebih dulu.
“Oh, rupanya kamu sedang asyik di sini ya. Pantesan akhir-akhir ini kamu suka ke panti dengan alasan jenguk ibu,” sahutnya sinis.
“Emhh….Mirna. Kamu ngapain ke sini ?” Ucap Pram sambil menghampirinya.
“Nih, pesanan ibumu ketinggalan,” Sahutnya sambil menyerahkan tas hitam.
Pram menerima tas itu yang memang isinya makanan kesukaan ibunya yang dipesannya beberapa waktu lalu ketika ia datang ke panti.
“Oh ya lupa,” Ucap Pram pelan sambil membuka tas plastik itu
“Ini siapa , kok asyiknya makan berduaan,” Ucap Mirna ketus
“Mirna, kenalkan ini Maria Psikolog yang bertugas menangani ibu di sini. Dulu dia teman semasa kuliah,” Sahut Pram sambil memandang Maria.
“Maria Anastasia, “ sahutku sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
“Ayo cepat pulang, kita selesaikan di rumah,” Ucap Mirna sambil berjalan keluar kantin tanpa menerima uluran tangan Maria.
“Maaf ya Maria atas sikap Mirna,” Sahut Pram sambil mengekor istrinya yang berjalan tergesa.
Aku hanya bisa menghela napas panjang, ketika semua ini terjadi dengan tiba-tiba. Hampir saja air mataku tumpah manakala Mirna tak mau menerima uluran tanganku. Aku hanya tertunduk memandang hidangan yang belum sempat kusentuh semua. Rasanya hilang rasa lapar dan selera makan siangku ini.
Segera aku bangkit meninggalkan kantin dan berjalan menuju ruang kerjaku. Sepertinya aku butuh sedikit rileks agar pikiranku menjadi tenang kembali. Lalu kuputar musik yang bisa menenangkan pikiran ini, sambil kupejamkan mataku. Jika saja semua orang tahu bahwa aku sedari dulu sudah merelakan Pram menjadi milik orang lain. Aku bahagia karena dia sudah menemukan pendamping hidupnya. Bagiku mencintai bukan berarti memiliki. Jika cinta itu tak dapat kumiliki biarlah itu menjadi kebahagiannku sendiri. Aku yang sampai saat ini memilih untuk hidup sendiri, bukan berarti aku menyesali masa lalu. Namun, itu adalah pilihanku.
********
Bagaimana sikap Mirna sesampainya di rumah mereka ? Ikuti kelanjutannya esok hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantab tulisannya bun
Bagaimana sikap Mirna? Ditunggu lanjutannya
Terima kasih Bu Fitriany sudah berkunjung
Mirna, Maria... Duhhh kirain Pram gak nikah
Mantab tulisannya bu. Salam sukses selalu
Terima kasih Pak Sukadi