Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA MARIA (18)

CINTA MARIA (18)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-322

Selasa, 15 Desember 2020

Dadaku sedikit bergejolak ketika suster memberitahuku ada tamu di ruang kantorku. Aku mulai menebak-nebak siapa gerangan yang datang siang ini. Padahal seingatku, hari ini tidak ada janji untuk bertemu dengan siapapun. Sebab saat ini aku sedang fokus membereskan arsip rekam jejak masalah yang dihadapi para penghuni panti untuk dilaporkan pada Bu Murti, Ketua Panti werdha ini esok hari.

Segera aku membereskan arsip di meja. Tak lupa kuperiksa penampilanku, yang meski sederhana tapi aku ingin terlihat rapi. Setelah itu aku berjalan menuju ruang tamu. Agak kaget juga melihat siapa yang datang, tapi sebisa mungkin kujaga perasaan ini agar tak terlihat gugup.

“Selamat siang,” sapaku tersenyum

“Ibu Maria yang terhormat, dimohon dengan sangat agar mulai besok dan seterusnya tidak bertemu lagi dengan Pram, “ sahut Mirna datar.

Aku yang mendengar perkataannya, langsung tertegun tak mengerti.

“Apa maksud kedatangan Anda yang sebenarnya ?” Tanyaku mulai tegas

“Jauhi Pram dari sekarang, permisi !” sahut Mirna sambil beranjak dari tempat duduknya.

Aku hanya bisa terpana memandang punggung perempuan berpenampilan trendi itu yang tiba-tiba menyerangku dengan kata-katanya. Aku tak mengerti dengan semua ini. Aku jadi bingung, mengapa ini bisa terjadi pada diriku. Padahal tujuan kedatanganku ke kota ini hendak bekerja dengan baik. Aku tak tahu jika semua ini akan membuka luka lamaku menganga kembali.

Aku terduduk lemas di kursi sofa warna putih tulang ini. Tak terasa bulir bening hampir saja jatuh menetes di pipiku. Namun, sekuat mungkin kutahan agar air mata ini tak tumpah membasahi gaunku.

“Lho, mana tamunya Bu Maria ?” Tanya Suster sambil membawa nampan berisi dua cangkir teh manis.

“Simpan saja, tamunya sudah keburu pulang,” sahutku tak bertenaga.

Aku kembali ke meja kerjaku, berusaha melupakan apa yang terjadi barusan. Namun, tetap pikiranku tak berkonsentrasi jika ingat peristiwa tadi.

Tiba-tiba terdengar handphoneku berdering. Kuraih dengan rasa malas dan kujawab telepon itu yang ternyata dari Kepala Panti. Bergegas aku menuju kantornya yang tak jauh dari ruanganku. Kuketuk pintu dan segera aku masuk serta duduk setelah ia mempersilakanku duduk dihadapannya.

“Selamat siang Bu Maria,” sahutnya mengawali pembicaraan

“Selamat siang Bu Murti, “ ucapku pada Kepala Panti yang memimpin panti werdha ini.

“Begini Bu Maria,” sahutnya sambil menahan napas dan memandangku tanpa senyum.

Hatiku menjadi gelisah manakala melihat raut muka Bu Murti yang tidak seperti biasanya. Perasaanku juga tak biasa seperti ini, dagdigdug tak karuan. Biasanya aku menghadap Bu Murti ketika melaporkan hasil pekerjaanku selama ini dengan hati senang. Tapi entah mengapa saat ini beliau memanggilku dengan perasaan aneh menyelinap dalam dada ini. Apa gerangan yang akan disampaikannya, hingga ia harus menahan napas seperti berat untuk mengutarakannya.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Apa yg akan disampaikan kepala panti ya?? Penasaran

15 Dec
Balas

Ada apa yaa...?

16 Dec
Balas



search

New Post