Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA MARIA (19)

CINTA MARIA (19)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-323

Rabu, 16 Desember 2020

Aku menanti detik-detik mendebarkan ini dengan hati tak karuan. Banyak pertanyaan muncul dalam pikiranku berkenaan dengan dipanggilnya aku secara mendadak oleh Bu Murti Kepala Panti ini. Wajahnya yang lembut namun tegas menyiratkan ketidakpercayaannya padaku. Berkali-kali dahinya berkerut sebelum dia menghujaniku dengan kata-katanya. Sepertinya ada yang tidak beres, pikirku.

“Maaf Bu Maria, tadi ada seseorang yang datang ke sini,” sahutnya datar.

“Siapa bu ?” kataku yang sudah tak sabar ingin tahu

“Apa benar Bu Maria telah merebut suaminya ?” Sahut Bu Murti tegas.

Mendengar hal itu, kepalaku langsung pening. Aku tak bisa berpikir jernih. Sungguh suatu penghinaan yang teramat dalam bagiku. Aku dituduh sebagai perebut suami orang. Betapa jahatnya perempuan itu menuduhku sedemikian rupa dan langsung menyampaikannya pada Kepala Panti. Mau ditaruh di mana mukaku ini dengan tuduhan yang keji seperti itu.

Sekali lagi Bu Murti bertanya padaku dengan pertanyaan yang sama. Namun, bukannya jawaban yang keluar dari mulutku, melainkan tetesan bulir bening yang tak terasa menganak sungai membasahi bajuku. Kini Bu Murti mendekatiku, dia menghampiri sambil memberikan tissue. Perempuan paruh baya itu sejenak membiarkanku menumpahkan air mata tak berdosa ini. Selang beberapa menit setelah kutumpahkan rasa sakit ini, akhirnya aku bisa menjawab pertanyaannya meski sambil tersedu.

“Apakah ibu percaya padaku ?” sahutku masih terisak.

“Perempuan itu mengatakan, dia memergokimu beberapa kali sedang makan siang bersama suaminya di kantin,”ucap Bu Murti.

“Memang benar, sudah dua kali aku makan siang bersama suaminya yang bernama Pram di kantin. Tapi kami hanya sebatas ngobrol biasa. Pram hanya ingin meminta maaf atas sikap ibunya yang sampai sekarang belum menerima peristiwa kecelakaan yang menimpanya 20 tahun silam. Ibunya masih menganggap bahwa akulah yang menjadi penyebab semua itu,” sahutku berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi.

“Mau apa sebenarnya Pram datang ke sini ? Tanya Bu Murti ingin tahu

“Ibunya kan tinggal di sini, dia salah satu penghuni panti ini,”Sahutku

“Oh ya ?” kata Bu Murti terlihat kaget

“Ya bu, dia sudah berada di sini beberapa waktu lalu. Dia juga kerap merasa tidak senang ketika aku ingin mengetahui dan memeriksa keadaan psikologisnya,” sahutku.

“Kalau begitu berarti terjadi salah paham ya,” ungkap Bu Murti.

Aku hanya bisa mengangguk. Kali ini wajah Bu Murti tak sedingin tadi. Kini suasana mulai mencair dan terdengar kalimat yang meluncur dari Bu Murti sangat menyejukkan hatiku. Bahkan dia terlihat prihatin setelah mendengar penjelasanku.

“Baiklah secepatnya keluarga itu dipanggil biar permasalahannya cepat selesai,” sahut Bu Murti.

“Maaf bu, aku sangat tidak terima dengan ungkapannya tadi. Ini benar-benar fitnah,” sahutku kembali terisak.

“Ya, nanti kita selesaikan. Sekarang Bu Maria boleh kembali ke tempat tugas,” ucap Bu Murti tersenyum.

Aku segera meninggalkan ruangannya dengan membawa sejuta luka yang kian menganga. Betapa teganya Mirna telah memfitnahku sedemikian rupa dengan mengatakan akulah perebut suaminya. Bagiku Pram adalah masa laluku. Biarlah dia bahagia bersama keluarganya, karena mencintai bukan berarti memiliki.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen yang keren bu

16 Dec
Balas

Terima kasih bu Sofiawati

16 Dec

Masa lalu sbg ujian ...lanjut bu

17 Dec
Balas

Biarkan pram hanya masalalu. Dinanti lanjutannya Bun, sehat selalu nggeh

16 Dec
Balas

Terima kasih bu Murdianah. Nantikan kelanjutannya esok ya

16 Dec

Masa lalu datang kemudian membuat rumit hidup

16 Dec
Balas



search

New Post