CINTA MARIA (28)
#TantanganGurusiana
#Hari ke-333
Sabtu, 26 Desember 2020
Aku benar-benar terkejut setelah membaca sebuah pesan di WhatsApp yang begitu menusuk hatiku. Aku pikir tak mungkin Pram melakukan hal itu. Menuliskan kata-kata yang sungguh melukai hati ini. Apa salahku ? Apa karena pesan-pesan yang dia kirim sebelumnya tidak pernah kubalas lalu dia menuliskan pesan yang sangat menusuk hatiku. Beribu pertanyaan muncul di kepalaku dan tak terasa bulir bening jatuh satu persatu. Segera kuhapus air mata ini dan kukuatkan diri untuk mengabaikan pesan itu. Lalu kuputuskan untuk melanjutkan pekerjaanku yang tadi terbengkalai.
*******
Sementara itu sepulang dari panti, Pram langsung memasuki ruang tengah kediamannya. Diambilnya segelas air putih yang disajikan oleh Mbok Yum asisten rumah tangganya. Baru saja seteguk air itu dimunimnya, telepon di HP-nya berdering. Segera dia menjawab panggilan itu lalu dengan terburu-buru dia langsung menuju mobilnya dan meluncur ke rumah sakit karena ada pasien gawat darurat.
Satu jam setelah Pram meninggalkan rumahnya menuju rumah sakit, tiba-tiba terdengar deru mobil di halaman rumah. Segera Mbok Yum melihat siapa yang datang dan langsung membukakan pintu.
“Tumben ibu sudah datang,” sapa Mbok Yum.
“Iya nih mbok ada yang ketinggalan,” sahut Mirna sambil masuk ke ruang tengah.
“Bu, tadi si Mbok mengunjungi ibunya Pak Pram di panti,” ucap Mbok Yum sambil menyodorkan segelas air.
“Oh ya ? Dengan siapa saja Bapak bertemu ?” tanya Mirna menyelidik
“Ya dengan ibunya-lah,” sahut Mbok Yum tersenyum.
“Maksudnya, apakah Bapak bertemu dengan seorang perempuan di sana ?” tanya Mirna lagi.
“Gak sih, cuma Bapak menyenggol seseorang sampai HP bapak terjatuh,” sahut Mbok Yum.
“Oh ya, bagaimana ciri perempuan itu ?” tanya Mirna dengan nada suara tinggi
“Emhhh…gimana ya. Lupa,” sahut Mbok Yum sambil menunduk
“Mbok gak oleh gitu, ayo terus terang apa yang terjadi !” sahut Mirna tambah naik suaranya.
Segera Mbok Yum menjelaskan secara rinci kejadian yang dilihatnya ketika tanpa sengaja Pram bertubrukan dengan Maria.
“Roman mukanya lembut meski dia kesenggol tapi tidak marah lho bu,” sahut Mbok Yum.
Mendengar penuturan asisten rumah tangganya itu, darah Mirna mendadak naik dan mendidih.
“Sekarang Mbok Yum ke dapur, selesaikan pekerjaanmu,” sahut Mirna ketus.
Dengan dada penuh amarah, Mirna bergumam : “Awas ya, tunggu pembalasanku perawan tua.”
Sambil berdengus, Mirna memikirkan cara yang jitu tentang bagaimana agar Pram tidak bertemu dengan Maria. Sambil berjalan mondar-mandir dia terus berpikir. Tiba-tiba tanpa sengaja matanya tertuju pada HP yang tergeletak di meja ruang tengah. Lalu dengan cepat Mirna menyambar HP itu. Tangan gemetar ketika dia membuka-buka isi WA yang ada di HP milik Pram yang tak dikunci dengan kata sandi itu.
“Kebetulan, ini namanya rejeki. HP Pram ketinggalan,” gumam Mirna tersenyum.
Segera dia berhenti pada satu nama yang tercantum di daftar no telepon WA. Dibacanya beberapa pesan WA yang masih bertanda ceklis hitam.
“Hmmm…berarti perempuan itu belum membuka pesan Pram,” gumamnya lagi.
Lalu dengan lincah dia mengetikkan sesuatu di keypad HP. Mirna tersenyum puas setelah pesan itu terkirim.
“Rasain, dasar perawan tua,” umpatnya.
Mirna langsung meletakkan kembali HP itu ditempatnya semula. Dia segera ke luar rumah dan langsung menuju mobil merah metaliknya setelah mengambil beberapa barang yang tadi ketinggalan. Selama dalam perjalanan, tak hentinya Mirna memukul-mukul stir mobil. Dia merasa kesal atas apa yang diceritakan Mbok Yum tadi.
Sementara itu, Mbok Yum yang sedari tadi berada di dapur dengan semangkuk sayur dia memasuki ruang makan.
“Bu…ibu. Ini makanannya sudah siap, “ sahutnya.
Beberapa kali Mbok Yum memanggil majikannya itu, tapi tak ada jawaban. Akhirnya dengan geleng-geleng kepala, wanita paruh baya itu melanjutkan pekerjaannya membereskan dapur.
Sementara itu di rumah sakit, Pram baru saja menyelesaikan tugasnya menangani pasien kecelakaan di ruang UGD. Setelah beristirahat sejenak dan membereskan semua peralatan medisnya, dia membuka tasnya. Terlihat Pram membuka-buka bagian tasnya beberapa kali. Sejenak dia berhenti dan baru teringat bahwa HP-nya tertinggal di rumah.
Setelah berpamitan pada suster jaga dan meninggalkan beberapa pesan pada paramedis, Pram segera meninggalkan rumah sakit. Dipacunya mobil dengan kecepatan melebihi biasanya. Dia ingin segera sampai rumah dan beristirahat.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, sampailah dia di depan rumahnya. Mendengar deru mobil, Mbok Yum segera membuka pintu.
“Selamat sore Pak,” sapanya ramah
“Mbok, ibu sudah pulang belum ?” tanya Pram sambil masuk ke dalam rumah
“Tadi ibu pulang dulu karena katanya ada barang yang ketinggalan, trus langsung balik lagi,” sahut Mbok Yum seraya menyuguhkan segelas air putih.
“Oh ya sudah,” sahut Pram sambil duduk ruang tengah.
Pram mengambil HP-nya yang tadi tertinggal dan ternyata ada di meja ruang tengah. Dibukanya satu persatu pesan yang masuk dan belum dibacanya. Jarinya terhenti manakala dia membaca pesan terkirim pada seseorang yang sangat dikenalnya. Matanya terbelalak. Sungguh dia merasa marah atas pesan yang dibacanya. Mirna sungguh perempuan yang benar-benar kejam dan tak punya hati telah mengirim pesan keji pada Maria.
Bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mirna jahaaaaat