CINTA MARIA (5)
#TantanganGurusiana
#Hari ke-308
Selasa , 1 Desember 2020
Tak terasa sudah seminggu aku berada di rumah Laura, dan ini adalah malam terakhir aku menginap di rumahnya. Besok aku harus sudah tinggal di asrama panti wreda dan bekerja sesuai dengan keahlianku sebagai Psikolog. Aku harus mendampingi para suster ketika merawat warga panti yang memerlukan konseling.
Sesuai dengan janji Laura, bahwa malam ini ia akan bercerita tentang Pram setelah sembuh dari tidur panjangnya. Aku keluar setelah Laura mengetuk pintu kamarku dan mengajakku bersantai di taman belakang rumahnya yang asri. Laura mempersilakanku duduk dan menikmati the serta kue buatannya.
“Maria, dua puluh tahun yang lalu Pram sadar dari koma yang menderanya selama beberapa bulan. Pram berusaha mengingat-ingat kejadian terakhir yang dialami bersamamu. Ia langsung menanyakan pada bu Prapti, ibunya.
“Bu, Maria mana ?” tanyanya
“Dia sudah tidak ada di sini, ibu suruh pulang setiap kali menjengukmu,” sahut bu Prapti ketus.
“Kok ibu bilang gitu sih, “ ucap Pram sambil sedikit meringis
“Sudahlah, lupakan dia,” sahut ibunya datar.
“Itulah ucapan ibunya yang Pram ceritakan ketika ia baru saja sadar,” sahut Laura.
Aku yang mendengar cerita Laura merasa teriris hati ini. Bagiku ibu Pram sungguh kejam menuduhku tanpa bukti. Tak pernah aku diberinya kesempatan untuk menjelaskan secara kronologis kecelakaan itu. Baginya aku adalah perempuan yang benar-benar telah menghancurkan hidup anaknya.
Eh….Maria, kamu mau tahu lanjutannya ga ?” tanya Laura mengagetkanku.
“Ya mau dong,” sahutku sambil menyeruput teh hangat.
“Tak terasa purnama berganti dan tahun berlalu. Pram sudah bisa beraktivitas. Ia berusaha mencari informasi tentang dirimu dan kerap bertanya pada para sahabatnya di kampus. Sungguh Pram sangat sedih dan kecewa mengetahui dirimu sudah tak tinggal di Yogya lagi. Ia kehilangan semangat belajar dan frustasi,” jelas Laura panjang lebar.
“Setelah telat menyelesaikan kuliah di kedokteran, akhirnya Pram lulus juga. Hingga tak lama kemudian ia bertugas sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Yogyakarta,” lanjut Laura.
“Pernah suatu kali ia bercerita bahwa ibunya ingin agar ia menikah dengan perempuan pilihannya. Mendengar hal itu Pram kaget. Baginya hanya ada seorang perempuan pujaan di hatinya yaitu dirimu. Meski ia tidak tahu dimana kamu berada, namun ia yakin suatu saat cintanya akan berlabuh dan tertambat pada belahan jiwanya,” lanjut Laura.
“ Apakah Pram jatuh hati pada perempuan itu ? “ tanyaku penasaran.
“Suatu kali Pram bercerita bahwa saat ini ia belum ada niat untuk menikah. Tapi ibunya terus memaksanya dengan mengatakan bahwa ini bukan perkara masa lalu. Tapi yang harus dipikirkannya adalah masa depan. Ia harus berkeluarga, mempunyai istri dan anak,” jelas Laura mengisahkan percakapannya dengan Pram.
“Lalu apakah Pram bersikukuh dengan prinsipnya ?” Tanyaku menyelidik
“Akhirnya Pram menyerah. Ia mau dijodohkan oleh ibunya dengan seorang anak pedagang batik yang menjadi langganannya dan gadis itu bernama Mirna, “ lanjut Laura menarik napas.
“Ah…sepertinya aku mengantuk,” ucapku jadi tak bersemangat.
“Lho, kamu itu bagaimana katanya mau dengar cerita tentang Pram, “ sahut Laura keras.
“Sudahlah, aku mau ke kamar dulu sepertinya aku perlu istirahat untuk persiapan esok hari,” jawabku sekenanya.
“Okelah kalau begitu, selamat tidur dan bermimpi indah serta bertemu sang pujaan hati.” Sahut Laura menggodaku.
Secepat kilat aku berlari ke kamarku dan menutup pintu. Sebenarnya aku belum mengantuk, namun aku jadi tak bersemangat ketika mendengar Pram mau saja dijodohkan oleh ibunya. Ada sedikit rasa sakit di hati ini ketika tahu hal itu. Padahal itu sudah terjadi dua dasawarsa lalu. Pram, tahukah kamu bahwa di hati ini masih ada ruang untukmu. Aku yang merindumu sampai saat ini tetap setia menanti hingga rambutku memutih. Tak terasa aku terlelap tidur dengan ditemani mimpi bersama Pram pujaan hatiku.
Bersambung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin menarik cerita Mrs ...lanjutkan mrs
Terima kasih bu hj
Sudah memutih ramputnya masih setia.
Di manakah Pram sekarang.... Wah kalau bertemu seru nih