Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA MARIA (8)

CINTA MARIA (8)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-311

Jumat , 4 Desember 2020

Aku termenung dan bergumam, apakah aku bermimpi ? Benarkah Bu Prapti yang tertulis di buku induk ini sebagai warga panti di sini adalah ibu dari Pram, kekasihku dulu ? Betulkah Pramono yang tertulis di sini adalah anaknya ? Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku, membuka memori yang pernah hadir meski cukup menyakitkan.

Aku memang mencintai Pram, tetapi aku juga tak mau memaksakan kehendakku sendiri. Aku masih punya harga diri, ketika ibunya menyuruhku pergi dan tak mau melihatku lagi karena menurutnya akulah penyebab kecelakaan anak semata wayangnya itu. Dengan berat hati, kubawa luka menganga ini. Ah…sudahlah terlalu sakit hati ini.

Tak terasa waktu cepat berlalu dan sore menyapa pertanda habis jam kantorku. Setelah ruangan ini kutata kembali, aku segera membereskan tas kerja dan merapikan bajuku. Kuputuskan hari ini aku tidak mau pergi kemana-mana. Aku hanya ingin merenung di kamarku, aku ingin memutar ulang episode kehidupan yang pernah kualami bersamanya. Meski hanya sekejap, lelaki tampan itu pernah hadir dan singgah mengisi sejarah hidupku menggoreskan tinta emas dalam lukisan hidupku.

Sesampainya di asrama, langsung aku merebahkan tubuh ini setelah menikmati segarnya guyuran air di kamar mandi. Aku hanya bisa berbincang pada langit-langit kamar dan pada dinding tembok yang diam membisu. Ingin kutumpahkan segala rasa ini, namun apa daya tak mampu hati ini melakukannya. Rasa resah gelisah tertumpu di dada.

Kupandangi handphoneku yang sedari tadi tergeletak di meja kamar. Akhirnya roboh jua benteng pertahananku. Ternyata aku tidak kuat memendamnya sendiri. Kucoba mencari nomor sahabatku, Laura. Kuharap malam ini ia masih terjaga dan mau mendengar kisahku.

“Haloo…Laura, sedang apa nih ?”Tanyaku penuh harap

“Hai Maria, tumben kau menelpon malam begini. Ada apa ?” sahut Laura dari seberang sana

“Tadi aku membereskan ruanganku dan sempat membuka-buka buku induk, ternyata ada satu penghuni panti yang namanya kukenal, “ sahutku.

“Oh ya, siapa itu ?” Tanya Laura

“Aku sendiri belum tahu benar karena aku belum mengecek orangnya langsung. Namanya sama dengan ibunya Pram, benarkah ia menitipkannya di panti ini ?” Tanyaku penasaran.

“Maria, untuk yang satu ini aku sama sekali tak tahu. Lebih baik besok kamu langsung menanyakannya pada suster yang merawatnya, “jelas Laura.

“Baiklah kalau begitu selamat malam,” sahutku menutup percakapan.

Malam kian pekat dan aku berusaha memejamkan mata ini. Aku ingin secepatnya bertemu pagi dan bertanya tentang kegalauanku ini. Benarkah dia ibunya Pram yang dulu pernah menghujamkan kalimat nan perih di dada ini ?

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah...bakalan seru nih, Bu Min...

04 Dec
Balas

Sepertinya ibunya Pram nih.... Masih judes gak ya kata-katanya

05 Dec
Balas



search

New Post