Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA MARIA (9)

CINTA MARIA (9)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-312

Sabtu , 5 Desember 2020

Pagi menyapa diiringi kilau emas sang surya menembus jendela kamarku. Kusibak tirai dan tak kusia-siakan menghirup udara segar yang dianugerahkan Tuhan pada umat-Nya. Aku bersyukur dapat melewati malam dengan penyertaan-Nya. Kupandangi taman depan kamarku yang asri. Seolah bunga-bunga nan cantik menyapaku di pagi ini.

Aku tersenyum dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Pagi ini aku berencana untuk berkeliling ke tiap sudut panti dan menyapa para penguninya. Bergegas aku turun dari lantai 2 kamarku dan langsung menuju kafetaria untuk sarapan pagi. Setelah itu aku mulai disibukkan dengan mengisi administrasi di ruanganku.

Tepat pukul 10.00 WIB aku berencana berkeliling untuk mengenal keadaan panti werdha ini. Di salah satu ruangan yang kukunjungi, aku tersenyum melihat para lansia terlihat semangat untuk mengikuti kegiatan hari ini.

“Suster, hari ini kegiatannya apa ? “ Tanyaku pada Suster penanggungjawab

“Hari ini kami akan mengadakan senam, “ sahutnya.

Lalu kulihat Suster itu mulai mengatur posisi duduk mereka di kursi yang sengaja ditata melingkar. Aku sempat tertegun manakala melihat sosok perempuan tua berambut putih. Badannya bungkuk dan kulitnya keriput. Meski demikian ia masih terlihat segar, di usia yang kuperkirakan lebih dari delapan dasa warsa. Ia tampil memikat dengan sweater berkerah tinggi putih polos dan celana panjang hitam. Sehelai selendang bercorak kotak-kotak hitam putih tersampir di lehernya. Tak ketinggalan sepasang anting bundar berwarna perak menggantung di kedua telinga perempuan itu. Terlihat perempuan itu bersemangat mengikuti aba-aba yang diberikan oleh suster. Aku berpikir, mampukah aku seperti dia ketika kelak usiaku sampai seperti dirinya.

Usai senam, Suster mengajak mereka bernyanyi lagu Di sini Senang di sana Senang. Opa Oma menyanyikan lagu itu dengan bertepuk tangan penuh semangat dan riang gembira. Setelah itu Suster mengajak mereka untuk menampilkan bakatnya masing-masing. Ada yang maju ke depan untuk menyanyi dan ada juga yang ingin menari atau joget. Aku merasa gembira manakala para lansia itu terlihat senang. Karena dengan demikian mereka sejenak melupakan kehampaan yang menderanya.

Kadang aku merasa sedih melihat orang tua di panti yang diterlantarkan anaknya. Padahal dulu ketika kecil merekalah yang merawat sang anak hingga dewasa. Meski di panti ini segmennya menengah ke atas, namun bukan berarti yang kurang mampu ditolak. Aku melihat, di sini juga tidak sedikit lansia yang berasal dari kalangan bawah. Jadi, panti ini menerapkan subsidi silang. Beruntungnya selain iuran dari keluarga penghuni panti untuk dana operasional, bantuan dari berbagai pihak juga banyak mengalir sehingga panti ini tak pernah kekurangan.

Aku hanyut dalam lamunan tentang masa depanku yang mau tidak mau aku juga pasti berhadapan dengan usia seperti mereka. Aku yang saat ini sudah mau memasuki usia kepala 6, harus benar-benar mempersiapkan masa usia indah ini. Aku tersentak kaget ketika Suster menepuk pundakku.

“Bu Maria, senamnya sudah selesai, barangkali ibu mau berkenalan dengan mereka, “ sahutnya.

“Oh ya dengan senang hati, “ ucapku tersenyum.

Aku mulai memperkenalkan diri seraya menyalami mereka satu persatu sambil menebarkan senyum pada mereka. Senyumanku terhenti pada seorang ibu tua yang memandangku agak lama. Ia menggengam tanganku dan mengamati wajahku dengan seksama mulai dari atas sampai bawah, tak luput dari pandangannya. Aku juga merasa sedikit heran dengan tindakan oma tua bertubuh ramping dan berambut putih ini.

“Perasaan pernah kenal, tapi dimana ya ? “sahutnya sambil mengerutkan dahi.

“Ibu pernah bertemu saya ?” sahutku balik bertanya

“Sepertinya, ya ?” sahutnya sambil memiringkan kepalanya

“Tapi dimana ya ?” sambungnya.

Kucoba mengingat-ingat tapi tetap saja aku tak mampu menjawab pertanyaannya, karena aku benar-benar lupa.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siapa ibu tua itu? Penasaran. Ditunggu lanjutannya

05 Dec
Balas

Kita lihat besok ya. Mksh bu sudah berkenan mampir

05 Dec

Maria wanita yg baik.Siapa perempuan itu??

06 Dec
Balas

Baru kali ini saya gregetan bacanya, kok sudah bersambung lagi... Sekarang saya baru tahu perasaan orang kalau komentar di cerbung saya gregetan... Hehe

05 Dec
Balas

Bu Susi ini memang ahlinya bikin orang gregetan.

05 Dec



search

New Post