HEBOHNYA MASA SMA
Tak dapat disangkal lagi, masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Setidaknya itulah yang pernah kualami pada kurun waktu 1983-1986. Masa dimana para siswa belum mengenal gawai ataupun terpapar media sosial apalagi kecanduan game seperti sekarang ini. Dengan metode belajar yang masih konvensional, belum tahu apa itu pembelajaran abad 21. Namun, aku suka sekali cara mengajar para guru waktu itu. Ada Pak Udin yang mengajar Bahasa Indonesia, Pak Firdaus mengajar guru seni sekaligus pelatih vocal group, Pak Najib guru Agama yang selalu dekat dengan anak-anak atau Ibu Iceu guru Bahasa Inggris yang mempesona. Aku suka pelajarannya, karena melihat tampilan Ibu Iceu dalam berbusana seperti orang luar negeri, begitu pula cara berbicaranya. Secara tidak langsung guru Bahasa Inggrisku ketika di SMP maupun SMA, sudah mempengaruhi alam bawah sadarku sehingga aku berandai-andai kelak kemudian hari ingin seperti mereka.
Banyak kisah seru dan menyenangkan ketika masa SMA. Dalam hal pergaulan teman sekelas atau satu sekolah, kami hanya sebatas sahabat. Pulang dan pergi ke sekolah selalu bersama. Berjalan kaki atau naik sepeda bahkan delman sekalipun, itu sudah hal yang lumrah. Belum banyak yang membawa kendaraan bermotor, paling masih satu dua. Jika ada yang saling pandang, atau ingin kenal lebih dekat sebagai teman spesial itu juga ada. Lucunya, kami tidak bisa secara langsung ‘nembak’ atau mengutarakan isi hati pada teman yang disukai. Biasanya kami menyampaikannya pada teman untuk pura-pura pinjam buku lalu setelahnya dikembalikan dengan disisipi surat. Ketemuannya juga rame-rame bareng teman yang lain. Sebagai anak baru gede (ABG) yang merupakan masa transisi dari remaja ke pemuda, akupun mulai memperhatikan penampilan. Baju seragam ingin terlihat rapi, sepatu bersih, tas kalau bisa gonta-ganti. Aku yang sedikit tomboy waktu itu ketika memakai baju seragam putih abu, lengan kemeja tangan pendek kulinting sedangkan roknya agak naik di atas lutut. Meski penampilanku agak ngoboy, namun untuk prestasi mata pelajaran tak pernah kuabaikan. Terbukti aku selalu mendapat nilai yang bagus.
Selain dalam bidang intrakurikuler, aku juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler baik itu pramuka atau olahraga. Aku juga pernah menjadi pengibar bendera merah putih pada acara HUT RI tingkat kecamatan. Dalam hal upacara bendera di sekolah ada kejadian lucu yang membuat aku malu. Saat itu aku bertugas sebagai dirigen yang posisinya menghadap ke tim paduan suara dan tidak melihat posisi bendera dikibarkan. Ketika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, seharusnya menyanyikan refrainnya dua kali. Saat itu aku benar-benar lupa bahwa refrainnya baru dinyanyikan satu kali. Jadilah bendera belum sampai ujung tiang, lagu sudah selesai dan sang dirigen sudah langsung kembali ke posisinya. Aih….betapa malunya aku.
Banyak kejadian lucu dan heboh ketika di SMA. Pada masa orientasi siswa baru aku mencukur rambut adik kelasku dengan gunting yang tumpul, alhasil rambut gondrong jadi pendek namun torombol alias acak-acakan. Pulang sekolah aku dicegat oleh adik kelasku, selain itu karena aku saking galaknya ketika menegur yang tidak disiplin, aku sampai dimusuhi oleh beberapa adik kelas. Kalau ingat dan mengenang masa-masa indah di SMA aku jadi tersenyum sendiri.
Di abad 21 ini, teknologi semakin canggih. Melalui Facebook atau WA kini kami dipertemukan kembali. Selain reuni secara tatap muka, kami juga kerap bertemu di media sosial melepas rindu dan kangen. Bercerita tentang kekonyolan yang kami lakukan. Akupun meminta maaf pada adik-adik kelasku jika dulu aku berlaku kurang berkenan pada mereka. Namun, satu hal yang pasti aku tidak pernah menyakiti mereka secara fisik maupun psikis, baik secara lisan maupun tulisan. Semua itu kulakukan demi kemajuan sekolah dengan menerapkan disiplin dan tanggungjawab. Apalagi sebagai Ketua OSIS angkatan pertama di sekolah, aku dituntut untuk memberi teladan yang baik bagi adik kelasku.
Saat ini, SMA tempat dimana aku pernah menuntut ilmu kondisinya sungguh jauh berbeda. Dengan pintu gerbang yang megah dan sarana atau fasilitas pendukungnya lengkap, membuat sekolah ini banyak diminati. Aku bersyukur pernah meninggalkan jejak yang begitu manis di sini. Terima kasih pada guru-guruku ketika di SMA dulu. Mohon maaf jika aku suka membuatmu kesal atau marah karena tingkah lakuku yang kurang berkenan. Kiranya Tuhan membalas semua kebaikan yang sudah pernah diberikan. Meski aku tidak tahu para guruku dulu masih ada atau tiada, hanya doa yang dapat kupanjatkan. Jasamu akan selalu kukenang sampai akhir hayatku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Akhirnya... dibuat juga pengalamannya..siip lahEh ngomong2 aku juga pernah ngalami jadi peminpinlagu Imdonesia denga hanya satu kali reffren..waktu pelantikan jadivPNS malah..duh malu sekali...pengalaman kita sama ya..ternyata..
Doa terbaik selalu buat guru-guru kita. Salam sehat dan sukses. Barakallahu
Keren Bu.....
Memori yg indah...unforgetable moment...waah..msh ingat nama gurunya semua...keren..,didoain semua bu..dan saling mendoakan...salam