Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
INGIN KULIAH, TAPI....
https://asset.kohttps://www.batamnews.co.id/foto_berita/29kuliah.jpgmpas.com/crops/1iNFWz6WxgMKn-

INGIN KULIAH, TAPI....

Pengumuman kelulusan tingkat SMA sudah digelar. Kulihat nilai ijazahku cukup baik. Hati mulai bimbang dan ragu, manakala mengingat akan diteruskan kemana setelah SMA. Aku menerawang memandang langit-langit kamar sambil berangan ingin rasanya melanjutkan kuliah, namun apa daya pasti terbentur masalah biaya. Penghasilan ayahku yang seorang pensiunan PNS manalah cukup untuk membayar dan membiayai masa kuliahku. Memang, setelah pensiun ayahku bekerja kembali di pabrik tekstil di pinggiran kota Bandung sebagai tenaga medis di perusahaan itu. Namun, tetap saja kurang untuk menghidupi dan membiayai anaknya yang lain terutama adikku yang bungsu. Akhirnya, dalam tidur aku terlelap setelah bosan berangan-angan bisa menyandang status mahasiswa.

Hari berlalu dengan lambat, kubunuh waktu dengan bertandang ke rumah temanku, Lisna. Di sela-sela obrolanku tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu,” tok…tok…punten ,” suara seseorang mengagetkanku. “Eh, Veni kirain siapa, hayuu masuk, “sapa Lisna temanku. “Ngomong-ngomong mau melanjutkan kemana nih setelah lulus SMA”, kata Veni. “Nggak tahulah aku sendiri masih bingung,”kataku tak bersemangat. “Inginnya sih ke IKIP tapi kamu tahu sendiri kan orang tuaku pasti tak sanggup membiayainya,”Imbuhku lagi. Tak terasa waktu hampir sore, setelah puas ngobrol akhirnya kami berpamitan pulang ke rumah masing-masing.

Malam menjelang, namun netra ini tak mau terpejam. Aku memikirkan tentang pengumuman dan pendaftaran SIPENMARU (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) yang akan digelar tak lama lagi. Keesokan harinya, di jalan aku bertemu dengan temanku Agus. Dia memberi semangat dan motivasi untuk tetap mendaftar apapun yang terjadi. Masalah biaya bagaimana nanti, itu pendapatnya. Sesampainya di rumah, aku kembali memikirkan pendapat temanku tadi. “Wahh ada benarnya juga ya. “Aku mau mendaftar ah, “pikirku. Hari pendaftaranpun tiba. Dengan semangat dan tekad yang bulat, aku pergi naik bus untuk mendaftar di IKIP Bandung jurusan Bahasa Inggris D2. Sengaja aku mengambil diploma 2 agar waktu kuliah singkat yang artinya, ayahku tidak terlalu lama membiayaiku. Setelah yakin mendaftar di jurusan itu, beberapa waktu kemudian aku mengikuti tes yang berlokasi di SDN Banjarsari jalan Merdeka Bandung.

Tibalah saatnya pengumuman tes, aku membeli koran karena hasilnya akan diumumkan melalui media massa cetak. Dengan hati berdebar, kubuka helai demi helai halaman koran itu. Kuamati satu persatu tulisan yang super kecil itu sesuai jurusan yang kuambil. Mataku terbelalak ketika kulihat namaku tercantum sebagai peserta yang lulus. Perasaanku campur aduk antara senang dan sedih mewarnai pengumuman ini. Aku ragu untuk menyampaikan kabar baik ini pada ayahku, karena aku yakin pasti ayahku pesimis akan biayanya nanti. Benar saja, ketika kusampaikan berita ini ekspresinya biasa saja atau seperti menyesali mengapa aku diterima. Aku maklum dari mana ayahku mendapat sejumlah uang untuk membiayaiku, sementara penghasilannya sekarang hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah adikku.

Aku terkulai lemas ketika ayahku bilang tak ada biaya untuk uang pendaftaran masuk yang waktu itu kurang lebih Rp 400.000.- Akhirnya aku pasrah, sambil menitikkan air mata aku pergi ke rumah sahabatku Lisna yang jaraknya tak jauh dari rumahku untuk menumpahkan segala perasaan kecewaku. Keesokan harinya aku main ke rumah Bapak Pendeta Benny Atje di gerejaku yang kebetulan dekat rumahku. Aku dan Lisna terbiasa main di rumahnya dan belajar keterampilan dari Ibu Benny serta bercanda dengan anaknya yang masih kecil, Gerry. Sambil ngobrol dan membuat sulaman saputangan, aku utarakan keinginanku melanjutkan kuliah. Mendengar penuturanku, keesokan harinya ayahku dipanggil ke rumahnya. Mungkin ini salah satu pertolongan Tuhan, beliau menyarankan agar mau memakai uang talangannya dulu sedangkan pengembaliannya boleh dicicil. Betapa senang hatiku mengetahui hal ini. Tak putus-putusnya aku bersyukur pada Tuhan diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah. Kuucapkan terima kasih pada beliau yang telah menolongku. Akhirnya aku pulang dengan membawa kebahagiaan yang tak terkira karena aku dapat meneruskan pendidikan sesuai dengan cita-citaku. Aku bertekad akan belajar dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan kuliah dengan cepat agar dapat meringankan beban orang tua.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Di situ ada usaha di situ ada biaya ya bu.Good mom, artikelnya.

01 Apr
Balas

Ikut senang bacanya..sukses terus Mrs...

01 Apr
Balas

Selamat bu min..lulus ya..terkabul doanya

02 Apr
Balas

Dan akhirnya doa terkabul

01 Apr
Balas

Semoga kesuksesan menyertai kita.

01 Apr
Balas

Aminn, terima kasih bu Aisyah sudah mampir di sini

01 Apr

Akhirnya bisa sukses spt sekarang ini....selamat ya

05 Apr
Balas



search

New Post