#Tantangan Gurusiana

#Hari ke-140

# 16 Juni 2020

# Pentigraf (10)

Ratih, ibu muda nan cantik. Ia kembang desa pada masanya, hingga banyak pemuda yang terpikat pada kecantikan dan kemolekannya. Kulitnya yang bersih mulus, membuat banyak orang iri padanya. Beruntung, Mas Diran memikat hatinya, hingga ia rela melepas masa lajangnya dan bersanding di pelaminan bersama kekasih hati seorang pengusaha sukses di kotanya.

Kini tujuh purnama berlalu, namun tanda itu masih samar. Buah hati yang dinanti belum kunjung datang dalam biduk rumahtangganya. Resah dan gelisah kerap mewarnai hari-harinya. Ibu mertua yang sudah tak sabar ingin menimang cucu, ditambah tetangga kanan-kiri memandangnya penuh selidik.

Remang malam menjelang. Di peraduan Ratih sabar menanti sang kekasih hati. Dan di relung hati terdalam, ingin ia memberi sesuatu yang spesial bagi sang pujaan hati. Madu untuk Mas Diran, itulah yang terbaik. Angannya melayang jauh, terbayang raga suami gagah paripurna. Lamunan ambyar, manakala pintu kamar diketuk. Ratih tersenyum penuh arti menyambut datangnya sang belahan jiwa. Diraihnya gelas krsital yang sedari tadi teronggok di meja kecilnya. Ia tuangkan teh tawar jeruk nipis yang dicampurnya dengan larutan kuning keemasan. Ya, ini madu untuk Mas Diran.