Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

MASA KULIAH YANG MEMPRIHATINKAN

Setelah aku diterima di IKIP Bandung jurusan Pendidikan Bahasa Inggris D2, kuurus masa registrasi mahasiswa baru. Setelah itu, aku harus mempersiapkan segala keperluan untuk masa orientasi. Setelah kuperiksa segala perlengkapan untuk masa orientasi itu, tepat pukul 05.00 WIB aku berangkat ke kampus dengan diantar oleh kakakku naik motor. Meskipun sudah mengenakan jaket tebal, udara pagi kota Bandung yang dingin membuat badanku menggigil. Begitu seterusnya selama beberapa hari menjalani masa orientasi yang pada akhirnya dapat kuikuti dengan baik dan lancar. Rencananya selama masa kuliah berlangsung, aku tinggal di rumah kakakku. Meski jaraknya lumayan cukup jauh, memerlukan waktu sekitar 1 jam jika naik angkot.

Kini masa kuliah dimulai. Ada rasa capek dan lelah setiap hari pergi-pulang ke kampus yang jaraknya tidak dekat dari rumahku. Tak jarang selama berangkat atau pulang aku tertidur di angkot dan sampai terlelap, hingga seringkali tempat yang dituju terlewati. Begitulah, aku mengganggap waktu tidur diperlukan meski di angkot sekalipun. Karena, jika di kelas ada dalam keadaan mengantuk sungguh berbahaya. Biasanya dosen seringkali memperhatikan setiap gerak-gerik mahasiswanya dan jika ketahuan tidur akan malu dan bisa jadi bulan-bulan temanku sekelas.

Sebenarnya, aku ingin seperti teman-teman yang lain. Mereka tinggal di kos-kosan dekat kampus, agar lebih dekat dan tidak capek. Namun, apa mau dikata lagi-lagi keadaan ekonomi yang kurang mendukung. Dengan keadaan seperti ini, aku sudah bersyukur bisa kuliah meski dengan ongkos yang pas-pasan. Kadang aku suka iri melihat temanku, setiap awal bulan setelah mendapat kiriman dari orang tuanya langsung membeli baju atau sepatu di Pasar Baru. Sampai ada temanku yang lain bilang “ih kamu kok it is again, it is again, sambil menunjuk pada bajuku yang itu lagi-itu lagi. Memang, untuk baju dan sepatu serta tas, aku hanya mengandalkan pemberian dari kakakku. Kadang aku dapat lungsuran atau baju yang sudah kekecilan diberikannya padaku. Aku jarang membeli barang sandang, karena kiriman dari ayahku hanya cukup untuk ongkos angkot. Akupun sering tidak jajan atau kulineran bareng dengan temanku yang lain. Makan siangku hanyalah bekal nasi beserta telur dadar yang kubawa dari rumah, ini semata-mata hanya untuk mengirit pengeluaran.

Jika akhir minggu tiba, teman-temanku suka bermain untuk sekedar melepas penat di hari kuliah yang padat. Tak jarang mereka mengadakan acara rekreasi ke tempat wisata. Seringkali aku menolak permintaan mereka, bukan karena tidak mau bergabung. Namun, keadaanlah yang membuatnya demikian. Aku hanya memikirkan bagaimana caranya uang kiriman bisa sampai sebulan, jika dipakai untuk bermain pasti tak kan cukup. Aku benar-benar ekstra ketat menjaga pengeluaran yang tidak perlu. Mungkin inilah ujian bagiku untuk menjalani masa-masa kuliah dengan penuh keprihatinan. Beruntung zaman dulu belum ada handphone atau laptop, jika sudah ada mungkin pengeluaran bulananku akan bertambah untuk membeli pulsa atau kuota belum lagi nge-print tugas kuliah. Saat itu, cukup dikerjakan menggunakan mesin ketik manual jika ada tugas dan tinggal fotocopy kalau ingin digandakan.

Tak terasa, hari dan bulan cepat berlalu serta tahunpun berganti. Dalam kurun waktu 4 semester atau dua tahun, kulalui masa kuliah dengan baik. Aku dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu yakni dari tahun 1986-1988. Meski dengan kesederhanaan dan kadang tertatih dalam menghadapi rintangan serta hambatan, aku dapat melampauinya. Nilai mata kuliahku tidak jelek, sehingga aku lulus ujian dan berhak mengikuti wisuda. Betapa senangnya kedua orang tuaku ketika kukabari ada undangan wisuda di kampusku tercinta IKIP Bandung. Kini hari wisudapun tiba. Betapa bergetar hatiku ketika melihat para wisudawan mengenakan toga berkerah warna-warni sesuai fakultas dan topi sarjananya. Meski aku hanya lulusan D2-Akta II, namun aku bangga bisa berada di antara mereka. Aku berfoto bersama ayah-ibuku. Kuucapkan terima kasih atas jasa dan dukungan beliau selama aku menjalani masa kuliah. Juga kepada kakak-kakakku yang selalu memberi semangat dan siap menolong ketika adiknya ada dalam masa sulit. Tak lupa kupanjatkan doa dan puji syukur pada Tuhan atas penyertaan-Nya sehingga aku berhasil lulus kuliah sesuai cita-citaku menjadi guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bu Min... Nasibnya sama waktu kuliah seperti itu ttp kita ambil hikmahnya saja. Sekarang sdh sukses jd guru mantap...

04 Apr
Balas

Berbuah sukses bu min

04 Apr
Balas

membaca cerita ibu, saya juga kembali ke masaka kuliah..mau tahu? sama..teman2 sering bilang..celanamu kok itu terus, krem terus? gak pernah ganti..saya jawab, saya ada celana 8 biji..tapi warnanya ini semua..ha..ha..sukses selalu bunda..salam

03 Apr
Balas



search

New Post