PANGGIL AKU DIANA (Part 1)
#TantanganGurusiana
#Hari ke-244
Senin, 28 September 2020
Panggil aku Diana. Itulah nama terindah yang pernah kudapat dari orang tuaku. Rambutku panjang sebahu, hidung mancung dan kulit putih bersih. Aku sekarang seorang remaja tiga belas tahun dan sebagai anak pertama di keluargaku. Ibuku bernama Katie sedang ayahku Arthur. Aku mempunyai kakak tiri bernama Ronald dan nenek cantik yang biasa dipanggil Oma Sherly. Aku juga mempunyai anjing kesayangan yang bernama Molly. Semua terlihat senang menyambut kelahiranku sebagai bayi yang dinanti setelah lima tahun orang tuaku menjalani perkawinan.
Kami tinggal di daerah pegunungan yang sejuk dengan dikelilingi kebun teh, menambah nikmat pada pandangan mata. Rumah yang kami tinggali cukup besar dengan halaman depan yang terbentang luas. Belum lagi di bagian belakang dekat dapur ada gudang tempat menyimpan hasil panen daun teh yang telah dipetik oleh para buruh perkebunan. Ayahku mempunyai kendaraan motor untuk mengelilingi perkebunan dan mobil jeep untuk menyalurkan hobi berburu babi hutan yang lokasinya di punggung bukit dekat rumahku.
Suatu hari tiga belas tahun yang lalu. “Ea..ea..ea…” tangisku pecah melengking. Ibuku yang sedang menjahit baju dengan tangannya secara reflek menghampiri box bayi dimana tempat aku biasa tidur. Ibu menghampiri dan memegang keningku. “Oh, dia demam”gumamnya. Tak lama kemudian dia memanggil Arthur suaminya. Tak perlu menunggu lama Arthur segera menelpon dokter keluarga yang sudah lama menjadi langganannya. “Dokter, cepatlah kemari, anak saya sakit,”kata Arthur. “Oke baiklah, saya segera meluncur,”jawabnya. Tak lama kemudian dokter datang dan segera memeriksaku yang tak tahan dengan perut yang melilit serta demam tinggi.
“Bagaimana dokter keadaan bayi kami ? tanya Katie dengan suara cemas. “Bayimu tidak apa-apa hanya perlu istirahat dan minum obat, kata dokter. “Ini resepnya dan cepat minumkan obat pereda demamnya, kata dokter sambil berjalan menuju pintu keluar. Kami mengantarnya sampai halaman depan rumah.
Bagaimana kisah Diana selanjutnya ? Ikuti part 2
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Penasaran menunggu kelanjutan kisah Diana.
Wow.keren..lanjut mrs
Kereeen. Sukses terus utk sobat penulis ku yang tetap rendah hati dg segudang ilmunya. Majuuu.. Saya pendukung beratmu bu Mien, beda sekolah namun kita satu hati penulis. Kita Alumni pertama Sagu sabu karawang, solidkan terus, terus saling memotivasi, tanpa takut tersaingi, atau mau menyaingi. Moga kita dijauhkan dari sifat "Aku" atas hasil karya-karya ini.
Waduhh terima kasih bnyk sobatku bu Yani yg telah mengapresiasi karyaku ini. Salam hangat
Pasti menarik ini bun kisahnya diana. Siap menanti lanjutannya
Terima kasih bu Murdianah, semoga berkenan mengikuti next episode
Ini keureeeeen..... Aku tunggu lho part 2
Hihihi jadi malu nih dikunjungi suhu cerpenis