PANGGIL AKU DIANA (Part 22)
#TantanganGurusiana
#Hari ke-265
Senin, 19 Oktober 2020
Setelah sekian lama kebersamaan itu terjalin antara guru dan murid, baru kali ini Diana mau membuka hatinya untuk sang guru yang penyabar itu. Entah kekuatan atau dorongan dari mana sehingga hati kecil Diana terketuk untuk menerima Miss Linda sebagai pendidik yang khusus datang membuka tabir kegelapan yang selama ini menutup mata batinnya.
Diana yang hidup dalam gelap dan tak bisa mendengar hiruk pikuk ramainya dunia. Diana yang tak mampu berucap untuk menyampaikan keinginannya lewat rangkaian kata. Diana yang temperamental dan punya ego tinggi karena harapannya tak sesuai kenyataan. Ia yang penuh keterbatasan secara fisik, sebetulnya mau belajar dan cepat dalam menangkap apa yang diajarkan gurunya. Diana hanya punya semangat dan energi tinggi untuk terus mau belajar. Namun, ketika itu mata batinnya masih tertutup untuk sang guru hebat yakni Miss Linda. Padahal Miss Linda melakukan proses pembelajaran yang memerlukan waktu tidak sedikit, uji ekstra kesabaran tingkat tinggi dan loyalitas sepenuh hati. Semua dikorbankan untuk Diana tersayang. Ia tidak tahu mengapa, hatinya sudah jatuh cinta pada anak ini. Miss Linda punya visi ke depan bahwa Diana akan menjadi orang dikemudian hari dan dapat bermanfaat bagi sesamanya. Itu adalah cita-cita tinggi dan mulia Miss Linda.
Kini hari berganti, bulan berlalu dan pergantian tahun datang menjelang. Tak terasa tiga puluh enam purnama sudah Miss Linda mengajar Diana di rumah keluarga Arthur. Banyak hal ia ajarkan kepada gadis remaja itu. Ia menganggap Diana adalah anaknya sendiri. Untuk itu, ia korbankan jiwa raganya hanya untuk Diana seorang.
Kini Diana semakin beranjak dewasa. Usia 15 tahun sudah cukup baginya diperkenalkan pada dunia sekolah di kota. Miss Linda menganggap bahwa sekaranglah waktu yang tepat Diana diperkenalkan pada dunia luar agar cakrawala berpikirnya semakin luas. Ia melihat Diana adalah anak yang cerdas dan mampu menangkap pelajaran dengan baik.
Miss Linda jadi teringat manakala dulu ia mengajarkan nama Diana dengan sandi tangan.
“Diana, ayo belajar mengeja namamu, “ sahut Miss Linda sambil meraih tangannya untuk memperagakan kata sandi.
“D-i-a-n-a, “katanya terbata.
“Masih kurang jelas ayo sekali lagi, “ tambah Miss Linda
“D-i-a-n-a, “katanya sedikit lebih jelas.
“Ayo ulangi lagi sampai jelas betul, “ sahutnya
Sampai berulang-ulang Miss Linda mengajarkan pengucapan nama Diana, hingga ia bisa mengucapkannya dengan jelas barulah Miss Linda berhenti.
“Nah, sekarang kamu sudah bisa lebih jelas menyebut namamu, “ kata Miss Linda sambil tersenyum puas.
Lalu dengan senang hati Diana bergegas menuju ke dalam rumah. Ia menghampiri ibunya dan langsung memeragakan serta mengucapkan namanya dengan cukup jelas. Mendengar hal itu Katie sangat senang sekaligus terharu karena kini Diana dapat mengucapkan namanya sendiri. Kembali Diana bergegas menuju dapur untuk menemui bibi Elvi, ke halaman belakang ingin bertemu Damar dan ke ruang kerja ayahnya untuk mengabarkan bahwa ia kini sudah bisa menyebut namanya sendiri. “Panggil aku Diana, “ katanya dengan wajah sumringah.
Kini atas seizin orang tuanya, Miss Linda memilih sekolah hingga perguruan tinggi terbaik untuk ABK seperti Diana. Ia yakin Diana kini sudah mengerti dan memahami siapa dirinya. Diana kini sudah menjelma menjadi gadis yang cantik dan anggun serta berkepribadian tegas. Hobinya melahap berbagai jenis buku bacaan bertuliskan huruf braille, mampu membawanya masuk ke perguruan tinggi bergengsi. Ia dinyatakan memiliki kepandaian melebihi dari yang lain. Hingga akhirnya ia berhasil meraih gelar akademik di dua universitas sekaligus dalam waktu yang tidak terlalu lama. Diana sekarang sudah menjadi orang pintar dan berpendidikan, ia sering diundang menjadi narasumber di berbagai pertemuan ilmiah khususnya berkaitan dengan hak hidup dan fasilitas anak berkebutuhan khusus. Ia juga selalu mendonasikan sebagian penghasilannya pada lembaga nirlaba yang bergerak di bidang kemanusiaan.
Semua kesuksesan itu ia dapat berkat motivasi dan bimbingan yang diberikan Miss Linda, gurunya yang sekarang sudah dianggap seperti ibunya sendiri. Miss Linda dengan sabar dan tekun serta tegas dalam mendidik dirinya, mampu menghantarkannya menjadi orang sukses seperti sekarang ini. Miss Linda yang begitu sabar mendampinginya hingga dewasa, bahkan pada setiap pertemuan ilmiah Miss Linda selalu ada disampingnya.
Namun, saat manis itu tak bisa dinikmati lagi oleh Miss Linda. Keberadaan tubuh yang ringkih membuatnya tak mampu lagi berada di sisi Diana. Ia rela Diana berjalan sendiri karena yakin ia pasti bisa. Miss Linda mengalami lemah tubuh dan sakit yang kerap mendera. Ia sudah tak berdaya dan hanya bisa terbaring. Matanya terpejam dan dalam senyumnya ia selalu memanggil Diana meski suaranya kian melemah. Ia hanya mampu berucap :
“ Diana….Diana….I love you, “ panggil Miss Linda sebelum ia menghembuskan nafasnya yang terakhir di pangkuan Diana.
TAMAT
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
menarik ceritanya bu
Terima kasih bu Eliyarni
izin follow ya bu
Ya, nanti sy balik follow juga
Perjuangan Miss Linda yang sangat hebat. Mampu mengantarkan Diana menjadi orang yang sukses. Makasih, Bun. Ceritanya sangat bernas dan mengingatkan para guru agar mampu melaksanakan tugas secara profesional dan bekerja dengan hati.
Terima kasih bu Teti atas apresiasinya dan berkenan mampir di sini
Sedihhhh, tapi diana sudah sukses buah kerja keras ms linda
Jarang sekali orang seperti Miss Linda, tapi tetap saja ada guru yang mengajar dengan ikhlas,apalagi anak didik mempunyai keterbatasan... Keren Miss Min kisahnya
Cerita yang mengharukan bunda.. Salam kenal salam sukses, salam literasi. ..Izin follow
Trims bu Nur, mari kita saling mem-follow