Pada episode kemarin, aku bercerita ketika hari pertama pelatihan di EDC, aku bingung harus naik bus apa untuk perjalanan pulang. Di tengah kegalauan itu, aku ikuti langkah temanku yang akan pulang ke daerah Hallet Cove. Aku pikir bus yang akan mereka tumpangi searah dengan tujuanku. Aku mengikuti langkah Bu Riyanti ketika masuk ke sebuah toko yang menjual kartu telepon, dan aku menunggunya dengan sabar. Setelah selesai bertransaksi, kami pergi menuju halte bus yang akan kami tumpangi. Namun apa yang terjadi ? Setelah melihat papan informasi nomor bus dan tujuannya , ternyata berbeda dengan tujuan ke alamat rumahku. Aduh bagaimana ini ? Aku semakin kalut dan bingung. Akhirnya, aku nekad dengan berlari kecil kuikuti langkah seseorang dari belakang yang berjaket seragam WJTAP. Kucoba menghampirinya dan bertanya, mudah-mudahan dia mengenal daerahku. Untung saja dia tahu dan ternyata nomor bus yang akan kami tumpangi sama. Kuucapkan syukur pada Tuhan karena Dia telah menolongku menunjukkan jalan melalui orang ini. Ternyata dia dari grup 5 yang baru saja pulang dari pusat kota setelah mengikuti kegiatan di Rowing Club namanya Pak Riring. Akhirnya kami bersama-sama naik bus dan kami turun di halte depan Central Market. Sambil menunggu bus kedua yang akan membawa kami, tak terasa kami ngobrol dan dia mewanti-wanti agar aku menghafalkan rute serta nomor bus yang akan aku tumpangi ketika pulang. Kami segera turun dari bus yang membawa kami untuk pulang dan berjalan menuju rumah HF masing-masing yang ternyata tetanggaan. Keesokan harinya, ketika kami akan berangkat ke EDC di hari kedua Pak Riring mampir ke rumah HFku untuk berangkat bersama. Jadilah kami berempat berangkat menuju tempat pelatihan di hari kedua.

Materi hari kedua ini masih diisi oleh Susan Boucher yang menyampaikan tentang Action Plan yang kami bawa sebelumnya. Program apa yang hendak kami terapkan di Indonesia sesuai dengan rencana awal, kemudian adakah hal-hal atau perubahan yang bisa diambil setelah mengikuti kegiatan pelatihan di sini. Kami berdiskusi secara berkelompok dan mempresentasikan hasil diskusi tersebut, baik melalui point yang ditulis dalam flip chart atau melalui diagram Ichikawa Fishbone. Diagram ini menyerupai tulang ikan, yang setiap rusuknya diisi dengan What,When,Who, Where,Why dan How. Dengan menggunakan panduan ini yang berisi 5W+1H, para peserta digiring untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Sebelum menggunakan diagram ini, kami berdiskusi untuk mendeskripsikan issue atau masalah. Para peserta menelaah kembali rencana awal adakah yang ingin diubah atau dilaksanakan sesuai dengan tambahan pengetahuan yang didapat selama pelatihan. Selain itu dari sisi perilaku, apakah ada yang ingin diubah sesuai dengan karakter yang melekat selama ini. Pada sessi terakhir, Susan memberi tugas kepada para peserta secara individu, perubahan apa saja yang akan dilakukan setelah pulang dari pelatihan. Dalam kertas Post It kuning, aku menempelkannya dengan kalimat; I will practice English to my students, be on time, do the task as soon as possible, helpful, careful, friendly etc. Inilah pengalamanku yang pertama melakukan presentasi di antara teman-teman dari berbagai daerah dan diperhatikan oleh seorang pendidik dari luar negeri, Mrs. Susan Boucher.

Setelah selesai sessi ini, para peserta diajak mengunjungi Central Market. Untuk pengalaman di tempat ini akan aku bagikan khusus pada episode mendatang.

Di hari kedua pelatihan, aku sudah mulai mengenal rute bus untuk pulang, sehingga aku tidak bermasalah ketika mencari bus untuk perjalanan kembali ke rumah.