Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

RATIH YANG TERTATIH (bag 1)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-212

Kamis, 27 Agustus 2020

Namaku Ratih, lengkapnya Ratih Purwasih. Aku sendiri tidak tahu mengapa orang tuaku memberi nama seperti itu. Menurut guruku nama itu sama seperti artis penyanyi bersuara merdu tahun 90-an . Ah entahlah aku tidak pernah memedulikan arti sebuah nama, yang penting aku punya nama panggilan yang cukup bagus,Ratih.

Aku adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Sejak kecil aku terlahir dengan keadaan postur tubuh yang tidak mau bertambah tinggi. Belum lagi kulitku yang cenderung coklat gelap menambah rasa kurang percaya diri. Bola mata yang terlalu bulat dan besar menurutku kurang simetris dengan wajah yang bukan lagi pas-pasan tapi benar-benar jelek. Ah…kalau dipikir dan disesali betapa banyak kekurangan fisikku ini. Hingga tinggi badanku semampai alias semeter tak sampai, kadang membuatku sedikit minder.

Menurut cerita ibuku, saat aku dilahirkan tidak ada yang aneh karena semua berjalan normal. Ketika bidan desa membantu persalinan ibuku, tidak ada hal mencurigakan dalam proses persalinannya. Kini, hari berganti, bulan berlalu hingga menjelang usia masuk SD tinggi badanku tetap pendek sampai sekarang. Seumur hidupku, aku tidak pernah tahu apa penyebab tidak bertambahnya tinggi badanku. Menurut guru SMP yang mengajar di kelasku ternyata keadaanku ini disebut sebagai dwarfisme yaitu kelainan bawaan sejak lahir yang ditandai dengan pertumbuhan tulang yang lebih pendek daripada umumnya. Dengan kata lain aku memiliki cacat bawaan yang disebut dengan kerdil atau cebol.

Ya sudahlah, aku menerima kenyataan ini. Menerima tanganku yang kecil, kakiku yang pendek, wajahku yang jelek dan badanku yang mungil. Namun, tentu dibalik kepasrahanku kadang terselip rasa minder dan malu ketika sedang bersama teman-temanku yang cantik dengan kulit nan putih mulus, postur tubuh tinggi dan langsing serta kaki jenjang disertai lengan gemulai.

Namun dibalik semua itu, aku tetap bersyukur pada Tuhan karena telah diberi nafas kehidupan sampai di usiaku sekarang yang menginjak remaja yakni 12 tahun.

Bagaimana kisah Ratih selanjutnya ? Yukk ikuti ceritanya esok hari.

Bersambung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut ya bunda

27 Aug
Balas

widih... mantap nih awal cerita yang membuat penasaran

28 Aug
Balas

Lanjut ya Mrs.penasaran

28 Aug
Balas

Sabar Ratih, semua ada hikmahnya...

27 Aug
Balas

Mksh bu Ilmaryeti sudah berkunjung

27 Aug

Keren..sukses slalu Bu

27 Aug
Balas

Terima kasih pak Ridwan,salam literasi

27 Aug



search

New Post