Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

RATIH YANG TERTATIH (Bag 4)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-216

Senin, 31 Agustus 2020

Hari ini aku sangat lelah sekali, hingga tak terasa pagi sudah menjelma. Terdengar adzan subuh memanggilku untuk melaksanakan kewajibanku. Aku bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat subuh. Setelah usai, aku ke dapur dan lewat kamar mandi lalu kulihat ibuku sibuk mengucek baju dan membilasnya. Setelah itu Ibu memanggilku dan menyuruh untuk menjemurnya. Kuambil dingklik kayu dan aku berdiri di atasnya sambil kukibas-kibas baju yang masih setengah basah. Sungguh berat memeras baju basah karena tanganku yang mungil ini tak mampu memegang utuh celana panjang milik kakak dan ayahku.

Beres menjemur baju, aku bergegas ke kamar adik kecilku karena terdengar suara tangisnya yang melengking. Kugendong badannya lalu aku buatkan teh manis agar tangisnya reda. Tak lama kudengar suara deru motor butut milik ayahku. Benar saja secepat kilat ia masuk sambil membawa tas kresek berisi bahan belanjaan dari pasar untuk jualan mie goreng nanti malam.

Ibuku menghampiri dan meraih kedua adik kecilku untuk disuapi bubur hasil membeli di warung depan. Sementara itu aku bergegas mandi dan menyiapkan segala keperluanku untuk berangkat sekolah. Kukenakan baju seragam putih biru, tak lupa jilbab putih yang sudah kusam segera kupakai. Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, aku bergegas ke luar rumah untuk berpamitan pada ibuku.

Di pagi yang sejuk ini, aku berangkat sekolah dengan penuh semangat dan percaya diri. Meski aku seorang penderita dwarfisme, kubuang rasa minder dan malu. Aku harus bertekad untuk mampu mengikuti setiap pelajaran dengan baik. Aku berangkat sekolah seorang diri, berjalan 100 meter untuk sampai jalan raya kecil lalu aku harus menanjak menuju jalan rel kereta api. Meski dengan nafas terengah setelah turun dari jalan rel itu, aku lanjutkan perjalanan dengan naik angkot. Susah juga ternyata untuk naik ke dalam angkot, karena kendaraan itu cukup tinggi bagiku. Hingga kadang ada penumpang di dalamnya yang turun dulu untuk membantu menaikanku masuk angkot. Belum selesai masalah sampai di situ, ketika turun dari angkot kembali aku harus membutuhkan pertolongan seseorang untuk menurunkanku. Kadang aku jadi merasa tak enak dengan semua kedaan ini. Tapi harus bagaimana lagi aku ingin berjuang meraih cita-cita dengan bersekolah meski saat ini aku baru duduk di kelas 7 SMP.

Bagaimana perjuangan Ratih ketika berada di sekolah ? Ikuti kelanjutannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat ya Ratih...

01 Sep
Balas

Masyaallah. Ratih anak hebat...

31 Aug
Balas

Mksh bu Yuniar sudah mampir

31 Aug



search

New Post