Min Hermina, SMPN 1 Cikampek-Krwg

Min Hermina, M.Pd. Saat ini mengajar di SMPN 1 Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

RATIH YANG TERTATIH (Bag 5)

#TantanganGurusiana

#Hari ke-217

Selasa, 01 September 2020

Senin pagi menyapa. Aku bergegas turun dari angkot dan bersiap hendak menyeberang menuju sekolah. Kugendong tas ransel lusuh yang berisi banyak buku pelajaran dan buku tulis, menambah berat beban tasku. Sepertinya aku jadi tenggelam dalam tas karena ukurannya hampir sama dengan tinggi badanku.

Dengan susah payah, aku berjalan kaki sejauh 200 meter dari jalan raya menuju sekolahku. Aku berjalan setengah berlari karena ini hari Senin, gerbang sekolah biasanya ditutup lebih awal karena ada upacara bendera. Benar saja, jika telat beberapa menit aku harus rela menunggu di luar gerbang. Untung saja aku masih bisa masuk meski dengan napas tersengal karena capek. Pada barisan upacara, aku selalu berdiri terdepan karena badanku memang paling kecil.

Upacara usai, kini bel tanda masuk kelas berbunyi. Dengan susah payah aku duduk di kursi yang menurutku cukup tinggi hingga aku kesulitan untuk mendudukinya. Awalnya tak ada teman yang mau duduk denganku, entah kenapa. Mungkin karena melihat badan dan wajahku yang aneh sehingga teman-temanku merasa takut. Namun akhirnya ada juga yang mau duduk denganku, namanya Rina. Tapi ya ampunn galak banget dia. Tak jarang alat tulisku diambilnya dengan paksa, atau kalau ada guru sedang memeriksa PR dia langsung pinjam bukuku. Dia selalu menyalahkanku setelah dia kena marah guru karena sering tidak mengerjakan tugas.

Suatu kali aku hanya bisa mengelus dada ketika dia dengan sengaja menginjak kakiku, karena aku tidak mau mengikuti keinginannya untuk berbohong pada guru. Tak jarang aku juga sering dibentaknya karena tidak mau mengambil pulpen atau kertas yang jatuh. Kerap kali ia juga mengancamku agar aku tak melaporkan pada guru jika ia berbohong. Ahh…sebetulnya aku tak betah duduk dengannya, namun apa daya temanku yang lain tak ada yang mau mendekatiku. Mungkin mereka malu berteman denganku yang punya kelainan tubuh ini.

Tapi biarlah, sepanjang aku tak merugikan mereka akan kujalani terus masa sekolah ini sampai aku dapat menyelesaikan pendidikan di SMP. Aku kasihan pada ibuku jika sampai aku tak naik kelas, karena dengan begitu biaya yang dikeluarkan tentu lebih banyak. Belum lagi kakakku yang sekolah di SMK swasta menambah berat kehidupan ekonomi keluargaku.

Bagaimana kisah Ratih selanjutnya ? Ikuti esok hari

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah yang penuh hikmah. Terima kasih kunjungannya Bu. Untuk pertanyaan saya jawab di sini ya agar Ibu segera membacanya. Hehe.. Untuk kebutuhan naik pangkat ke IVc sama dengan ke IVb. Jumlah angka kredit wajib pengembangan diri 4 dan PIKI-nya 12. Minimal ada satu buah laporan penelitian dan satu buah artikel di jurnal. Laporan PKG selama periode pengusulan jangan lupa. Setelah berkas disusun, mendaftar di sipakguru kemudian bukti pendaftaran dilampirkan diberkas dan ditambah dengan pengantar dari dinas pendidikan setempat. Setelah siap, berkas dikirim lewat Po Box ke LPMP setempat. Semoga sukses. Aamiin

02 Sep
Balas

tenang Ratih akan indah pada waktunya

02 Sep
Balas

Keren bucan....bentuk fisik tak masalah yg penting otak cemerlang

01 Sep
Balas

Mksh bu sdh berkunjung, ini anak penderita dwarfisme

01 Sep

Kasihan Yaa... Jadi membayangkan ada anak kita di sekolah yang nasibnya sama dengan tokoh dlm kisah ini...

01 Sep
Balas

Mksh bu Nurhidayah sudah mampir. Ya kasihan sekali krn dia memiliki kelainan tubuh tapi semangat belajarnya tinggi

01 Sep

Kasihan Yaa... Jadi membayangkan ada anak kita di sekolah yang nasibnya sama dengan tokoh dlm kisah ini...

01 Sep
Balas

ihhh gemes ka si Rina, hoyong neke

02 Sep
Balas

Hihihi mangga bu Susi, pek dewek teke.

02 Sep



search

New Post