#TantanganGurusiana

#Hari ke-362

Minggu , 24 Januari 2021

Peserta lomba kini memasuki ruangannya masing-masing. Begitu pula dengan aku yang termasuk dalam kelompok bahasa. Pada sesi pertama, para peserta diberikan tes tertulis sampai ratusan nomor yang terdiri dari tes kompetensi pedagogik dan professional. Belum lagi ditambah dengan psikotes yang benar-benar memeras otak. Semua soal diberi waktu sangat singkat, sehingga para peserta harus pandai mengatur waktu ketika menjawabnya.

Setelah mengerjakan soal tertulis, para peserta beristirahat sejenak. Kini mulailah sesi kedua berupa presentasi. Para peserta mengambil nomor undian untuk tampil. Setelah itu mereka terlihat mempersiapkan materi untuk presentasi di laptopnya.

Ruangan yang digunakan terasa sangat dingin. Terlebih ada lima dewan juri yang sudah siap mengeksekusi. Peserta lain boleh melihat penampilan rekannya ketika presentasi dengan catatan harus menjaga ketertiban. Kulihat rekan sejawatku banyak yang membawa peralatan media pembelajaran sesuai dengan isi makalah yang dikirimkan. Ada yang membawa peralatan sampai beberapa kotak kontainer besar. Aku tak bisa membayangkan perjuangan mereka ketika membawa barang bawaan yang begitu banyak. Padahal mereka datang dari berbagai daerah yang jauh, bahkan ada yang berasal dari daerah 3T wilayah nusantara. Aku kagum atas kesungguhan dan perjuangan mereka dalam mengikuti lomba ini.

Satu persatu sejawatku mempresentasikan makalahnya di hadapan para juri yang sangat kompeten. Usai menyampaikan materi, mereka langsung diberondong berbagai pertanyaan. Ada yang lancar menjawab, adapula yang gugup sampai juri harus mengulanginya beberapa kali. Ada juri yang tegas dan terkesan galak, ada juga yang terlihat bijaksana dan ramah.

Beberapa nomor lagi tiba giliranku. Hatiku dag dig dug tak karuan. Ruangan terasa sangat dingin hingga bibirku pucat dan jemariku membeku. Apalagi ketika dewan juri bertanya dan harus dijawab menggunakan Bahasa Inggris, bertambah lunglai badanku. Terlebih ketika ada yang salah mengucapkan pronounciation suatu kata, dewan juri tak segan membantainya habis-habisan. Sungguh, aku sempat down juga dibuatnya.

Kini tibalah giliranku untuk mempresentasikan tentang Scralimb atau Scrabble Limbah. Aku tidak membawa alat peraga berukuran besar waktu itu, hanya duplikatnya saja yang kecil. Aku menjelaskan proses membuatnya sampai cara memainkannya oleh para siswa di sekolahku. Dewan juri nampak manggut-manggut ketika aku menampilkan berbagai foto kegiatannya. Aku juga sempat gugup dan mendadak lupa mencari padanan kata dalam Bahasa Inggris, ketika dewan juri bertanya tentang alat peragaku ini. Belum lagi para sejawat memperhatikanku, serasa benar-benar ada di ruang sidang. Untungnya semua dapat kulalui dengan baik, meski ada juga kalimat yang kuucap dengan terbata-bata ketika menjawab pertanyaan dewan juri.

Kini waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Sesuai jadwal bahwa saatnya untuk beristirahat. Setelah makan malam, acara dilanjutkan kembali khusus bagi peserta yang belum tampil. Agenda berikutnya, akan digelar tes wawancara secara face to face dengan para dewan juri. Wahh…ini menambah jantungku berdebar tak karuan.

Bagaimana proses wawancara itu berlangsung ? Ikuti esok hari.

Bersambung.