Perayaan hari kemerdekaan kali ini sangat berbeda. Tak ada pertandingan, perlombaan atau apapun namanya yang biasanya menjadi ajang uji kemampuan bagi para pesertanya dan ajang hiburan bagi para penonton yang ikut memeriahkan. Tak ada upacara seperti biasa yang dilaksanakan di satu tempat yang menjadi titik kumpul dalam satu kabupaten. Tidak ada.

Pemandangan yang setiap tahun ditunggu-tunggu ketika Sang Merah Putih di arak oleh pasukan pengibar bendera yang berseragam putih nan gagah, diantar ke tiang bendera dan dikibarkan diiringi oleh lagu kebangsaan Indonesia Raya yang begitu sakral dan khidmad, tahun ini dilaksanakan hanya dengan peserta dengan jumlah terbatas.

Sebagian ASN dan pegawai BUMN hanya dihimbau melaksanakan di lingkungan sendiri, di instansi masing-masing dengan hanya berdiri dengan sikap sempurna pada pagi hari di tanggal 17 Agustus besok, di jam 10.17 pagi, selama 3 menit diiringi bunyi sirene dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Tak ada upacara yang memacu, membangkitkan rasa kebangsaan dan nasionalisme dalam dada. Yang dengan menyaksikan bendera itu berhasil berkibar dengan sempurna membuat air mata menetes, perwujudan bahwa kami sangat bangga menjadi warga negara ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta.

Apalagi karnaval dan arak-arakan para pelajar dan pendidik dengan memakai pakaian dari berbagai penjuru nusantara dan berbagai kalangan profesi. Bhineka tunggal ika dalam wujud anak PAUD dengan dandanan yang lucu dan menggemaskan. Alangkah kayanya negeriku. Terdiri dari berbagai suku bangsa, beragam bahasa dengan ciri khas pakaian adat yang menunjukkan keunikan dari setiap pulau yang tersebar di seluruh nusantara.

Pandemi ini merubah semuanya dalam sekejap dalam berbagai lini kehidupan. Di kegiatan keagamaan dan beribadah yang hanya boleh dilakukan di rumah saja. Bekerja dan belajar dari rumah saja, benar-benar berubah drastis, dan membuat semuanya tak sama lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.

Terkadang terbawa emosi karena pembelajaran dari rumah yang mengundang banyaķ kontroversi dari para orang tua siswa, kini peringatan hari kemerdekaan lagi yang terasa janggal. Entah besok apalagi. Semua itu terpaksa kita jalani dalam upaya mengurangi dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19 di tanah air tercinta.

Walau begitu tak akan pernah mengurangi rasa bangga dan rasa haru sebagai anak bangsa dari negara yang besar. Alfatihah untuk para pejuang yang sudah merebut dan menghadiahi kemerdekaan pada anak cucunya. Merdeka bangsaku, jayalah indonesia, semoga tetap dalam lindungan Allah SWT.

Alfatihah buat para tenaga kesehatan dan para korban yang telah gugur karena terpapar virus Covid-19, semoga wabah ini cepat berlalu dan musnah. Agar negara ini bisa merasakan kemerdekaan lagi. Bagi para pendidik dan siswa merdeka dalam belajar dan mengajar, dapat masuk dan berkumpul bersama disekolah lagi, Merdeka dari Covid-19.

Dirgahayu negeriku Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke 75 tahun. Merdekaaa .....

#TantanganGurusiana

#TantanganHariKe64Tgl16Agustus2020