Part 6

Tagur 365/ hari ke-26

Kuliah terakhir usai. Dara dan Lian keluar kelas berjalan beriringan. Mereka melangkahkan kaki menuju ke parkiran.

Langkah mereka terhenti, ketika Revan datang mendekati mereka.

“Ra, apa kabar?”

“Baik, Kak.”

“Hahahaha… panggil aja Revan. Aneh rasanya kalau panggil Kak.”

Dara hanya tersenyum.

“Ra, malam Minggu nonton bareng-bareng yok! Filmnya bagus lo,” kata Revan sambil menatap Dara.

“Maaf, saya nggak bisa, di rumah ada acara.”

“Sudahlah Van, kamu tidak akan berhasil merayunya,” seloroh Lian.

“Aku nggak ngrayu, cuma ngajak nonton bareng-bareng. Kalau nonton bertiga kan lebih seru.”

“Iya Ra. Ayolah,” desak Lian.

“Sabtu besok, benar, aku nggak bisa.”

“Berarti Sabtu depan bisa dong,” Lian kian mendesak.

Dara tersadar kalau bibirnya salah bicara dan merasa terjebak dengan kata-katanya sendiri.

“Berarti Sabtu depan, Oke ya,” desak Revan.

“Belum tahu, kan belum minta izin ke Bulik dan Paman.”

Dara kebingungan mau membuat alasan apa lagi.

“Kalau urusan itu, biar aku nanti yang memintakan izin,” jawab Lian.

Dara pun tak dapat berkelit lagi.

Matahari tepat di atas kepala. Panas menyengat, terasa perih mengenai kulit. Dara berlari kecil menuju ke parkiran. Motor beat berwarna biru melaju membawa Dara. Diliriknya kaca spion. Mobil putih tampak mengikutinya. Motor Dara pun agak menepi, memberi jalan supaya mobil putih mendahuluinya. Dara mengernyitkan keningnya. Ia terheran-heran, melihat mobil putih tetap berjalan pelan di belakangnya.