Part 10

Tagur 365/ hari ke-30

Selesai kuliah terakhir, Dara bergegas menuju ke parkiran mengambil motor. Si biru, sering Dara menyebutnya. Si biru adalah saksi bisu perjalanan dan perjuangan dalam hidup Dara. Karena si birulah, kendaraan yang telah setia menemani langkahnya.

Dara menerjang teriknya sinar matahari menyengat kulit. Ia melaju dengan kencang. Kasur empun nan nyaman sudah menari-nari di benaknya dan memanggilnya untuk segera membuainya. Si Biru kesayangannya menembus terik yang kian menyengat. Ketika tampak dari kejauhan tempat tinggalnya, Dara kian memacu laju Si Biru.

Dara memarkir si biru di garasi. Ia dikagetkan suara Bulinya di belakangnya.

"Ra, tadi Lian minta izin, mau ajak kamu nonton bareng hari Sabtu."

"Apakah Bulik mengizinkan?"

"Iya. Sekali-sekali kamu butuh refresing, Ra."

Dara mengangguk. Setelah mencium pungung tangan Buliknya, ia pun bergeges masuk kamar. Hatinya agak bimbang, ada rasa keengganan terselip dalam hatinya.

Bukan karena ia tidak suka film. Dara paling hobby nonton film, walapun hanya di you tube. Ada perasaan takut kalau sampai Revan salah persepsi dan menganggapnya memberi angin. Dalam lubuk hati yang paling dalam di hati Dara mengakui ketampanan Revan. Hati Dara kian gelisah.

Bersambung...

Bersambung…