DIKLAT ADDICTION

OLEH: MIRA FITRIANA S.Si

Guru spesialis nih ye…begitu yang sering diucapkan oleh rekan-rekan guru di sekolah maupun di grup whats app. So what gitu lho…entah sindiran atau pujian hanya Allah SWT yang tau tapi yang ada dalam pikiran saya ingin meningkatkan kompetensi dalam hal apapun. Ibarat makan makanan yang high MSG kerongkongan selalu terasa kering, seolah-olah sel-sel epitel mukosa berteriak ingin dialiri air yang sejuk dan menyegarkan. 2 atau 3 gelas masih belum bisa memuaskan sensasi yang ditimbulkan efek MSG. Maka seperti itulah saya. Lagi , lagi dan lagi…luar biasa efek diklat itu bertemu dengan banyak orang hebat dari seluruh Propinsi di Indonesia, Narasumber yang menginspirasi seolah-olah mampu memicu semangat yang membara sebagai pribadi yang berkualitas. Sehingga lomba apapun yang diadakan oleh Direktorat maupun P4TK selalu diikuti dengan harap masuk seleksi menjadi peserta. Alhamdulillah setiap tahun minimal 6 kali diundang mengikuti diklat atau Bimbingan Teknis tingkat Nasional.

Di sisi lain guru mempunyai kewajiban terhadap siswanya dan instansi tempatnya bekerja. Tidak sedikit masalah yang ditimbulkan akibat mengikuti diklat. Bagi guru di kota sudah menjadi kesepakatan ketika mengikuti diklat maka wajib mencari guru pengganti. Hal ini tidak bisa diterapkan di tempat saya mengajar karena lokasi sekolah saya di desa yang jauh dari kota sulit untuk mendapatkan guru pengganti. Sehingga terkadang ingin sekali saya membuat kelas online sayangnya sampai saat ini masih menjadi impian yang belum bisa terwujud. Mengingat biaya dan prasarana yang tidak sedikit untuk itu. Kepada siapa saya mengadu? Sedangkan keinginan mengikuti diklat selalu menggebu. Pantang mendengar diadakan lomba guru atau dibuka pelatihan pasti langsung dikejar. Buahnya sudah dipetik ketika ditawarkan untuk menjadi pemateri atau narasumber di daerah lain dan kebanggan luar biasa ketika ditugaskan menjadi nara sumber di kabupaten sendiri. Serta bonus bayaran yang fantastis membuat adiksi mengikuti diklat meledak-ledak. Wahai pengambil kebijakan dengarkanlah suara hati guru pecandu diklat.

Keterangan: Penulis adalah Peserta Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru dan Widyaiswara dalam menyusun KTI di BPSDM Provinsi Jawa Barat 28-31 Agustus 2017