Mirdayanti

Guru Biologi di SMAN 1 Kinali, Pasaman Barat, Sumbar. Seorang istri, ibu dari 2 anak dan Uci dari dua orang cucu....

Selengkapnya
Navigasi Web
Beras Ketan Oplosan

Beras Ketan Oplosan

Dalam bahasa Minang ada peribahasa yang berbunyi, "Bantuak sipuluik, ditanak badarai."

Artinya, seseorang yang saat akan memasak sipuluik (beras ketan) setelah matang jadinya tidak lengket, tapi badarai, alias bercerai berai, seperti nasi.

Peribahasa itu menggambarkan, seorang pimpinan yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap karyawan barunya karena dia terlihat sangat kompeten, ditambah keterangan bahwa dia sudah berpengalaman, dia punya sertifikat ini, pernah pelatihan itu. Namun saat beban kerja diberikan, ternyata kinerjanya sangat buruk, hasil kerja

nya sangat rendah mutunya. Akhirnya sang pimpinan menjadi kecewa. Kira-kira seperti itulah maksud peribahasa tersebut.

Saya tidak akan menggunjingkan kinerja seseorang, tetapi pengalaman nyata dengan tertipu beras ketan. Karena durian itu di daerah saya biasanya dimakan dengan ketan bersantan, atau bahasa Minangnya nasi lamak. Maka suami saya pergi ke warung membeli beras ketan.

Saat dia menyerahkan plastik berisi beras ketan, saya curiga, "Kok kaya beras ya?"

Suami saya menjawab bahwa itu beras ketan, dijual sudah berplastik, isinya satu liter.

Saya memasaknya dengan santan di panci, setelah itu mengukusnya di dandang. Saat mengacaunya, ketan itu tidak lengket, tapi terpisah seperti nasi. Saya tambahkan sedikit santan kental lagi, agar lebih lunak dan bisa lengket. Setelah matang, tampilannya tetap mirip nasi pera, tidak bersatu seperti ketan.

Saya sadar bahwa kami ditipu, penjualnya menjual beras ketan yang dioplos dengan beras. Sehingga untung yang didapat lebih banyak, karena harga beras lebih murah dibanding pulut ( beras ketan).

Hadeeh, segitunya mencari uang, sampai tak peduli dengan keberkahan. Untuk apa untung banyak, tapi pembeli kecewa, maka rezeki yang diterima tidak akan berkah.

Bagaimana selanjutnya dengan ketan kw itu? Ya tetap dimakan dengan durian, masa dibuang, kan mubazir. Biar saja yang menjual dapat dosa, kita ga usah.

273
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Uni. Sukses selalu

02 Jan
Balas

Semoga kita selalu waspada dengan kondisi sekarang

02 Jan
Balas

Btl, Bunda. Di Solo pun kt nya banyak penjual daging sapi di psr induk dicampur dg daging tertentu yg tdk halal bg muslim. Sdh tertangkap, eehh...lain wkt ulang lg. Hadeehh...

01 Jan
Balas

Ya Allah, kok tega banget, segitunya cari duit.

02 Jan



search

New Post