Ahad pagi adalah waktunya saya ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur sepekan. Biasanya saya dari rumah sekitar pukul 7.30, dan sampai di rumah lagi pukul 9.00. Jarak pasar dengan rumah kami sekitar 8 kilo. Saya diantar suami, kemudian beliau menunggu sambil main HP di parkiran.

Diantara bahan belanjaan saya hari ini ada ubi jalar kuning. Saya beli sekilo, Rp 5000. Itu kalau ubinya dipilih. Kalau pembeli tidak memilih, ada juga yang sudah dimasukkan dalam kresek, beratnya 1,5 kilo harganya juga Rp 5.000. Ubi jalar itu murah menurut saya, karena saya mencoba menanam di halaman, umbinya cuma beberapa, itupun besarnya hanya sebesar bola pingpong, jadi lebih baik beli saja.

Sorenya tiga ubi saya rebus, lalu dilumatkan. Saya campur dengan tepung ketan dan sedikit kapur sirih, lalu dibulatkan sebesar kelereng. Bulatan itu saya rebus sampai mengapung, lalu diangkat.

Berikutnya gula merah direbus dengan pandan. Setelah gula merahnya larut, masukkan bola ubi tadi. Di panci lain rebus santan dan sedikit garam, lalu kentalkan dengan tepung ketan. Letakkan bola ubi berkuah gula merah tadi di mangkok lalu siram dengan santan yang telah dikentalkan dengan tepung ketan.

Bubur candil yang saya buat jadinya hanya dua mangkok, sebanyak anggota di rumah. Jadilah cemilan sore yang sehat dan murah meriah.