Pertamina
Saat beberapa ibu membeli sayur di warung Bu Aini, mereka membicarakan Fariz anak pak Umar yang dulu sekolah dengan sangat prihatin tapi kini sudah bekerja di Pertamina.
"Wih, gede banget tu gaji karyawan pertamina, apalagi istrinya juga dokter, wah..sungguh balasan yang indah untuk hidupnya yang sulit dahulu," kata Bu Ema
Tiba-tiba Asti memotong percakapan itu
"Kok memuji banget sih kerja di pertamina? Tuh adikku si Tamrin juga kerja di pertamina, perasaan pas-pasan aja."
"Aduh Asti, Tamrin itu karyawan SPBU, mengisi BBM kendaraan, bukan karyawan pertamina macam anak Pak Umar."
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehe...sy wkt msh anak2 ada sdr yg kerja di SPBU sy kira dia jg pegawai pertamina, Bunda.
Sebagian tetangga saya juga sampai kini mikirnya gitu Bu, he..he
Haha...asal di SPBU dianggap Pertamina ya Bund. Hi hi...lanjut Bund cerita lain.