Sayur Gratis
Hidangan lebaran di rumah saya dan umumnya di rumah orang Minang adalah lontong sayur. Ketupat juga ada, tapi karena membuat lontong lebih mudah, maka lontong lebih banyak yang membuatnya. Membuat lontongpun dengan berbagai versi, ada lontong daun, lontong yang dibungkus plastik (walau sering diprotes karena tidak sehat), lontong dari bubur beras yang dibeber dan lontong yang dibuat di rice cooker.
Untuk pelengkap lontong juga ada beberapa macam sayur yang dimasak dengan santan, yang biasanya disebut gulai, Ada gulai nangka muda, gulai buncis dengan tauco, gulai paku/pakis, gulai labu siam campur wortel atau gulai rebung. Pelengkap lain adalah bihun goreng dan kerupuk.
Lebaran ini anak bujang saya ingin sayur pelengkap lontong adalah gulai paku. Permintaannya malah membuat saya senang, karena paku mudah sekali didapat di semak belukar yang ada dekat rumah dengan gratis. Sementara harga buncis menjelang lebaran ini biasanya meroket sampai empat kali harga sehari-hari. Penyebabnya buncis adalah sayuran yang dimpor dari dataran tinggi seperti Bukit Tinggi dan Padang Panjang, tidak ditanam petani di daerah rendah tempat saya tinggal.
Sekeliling rumah saya adalah kebun- kebun tetangga, ada kebun sawit, kebun kelapa, tanaman jengkol dan pokat, juga ada yang kosong berisi semak belukar saja. Di sanalah tumbuh paku atau pakis. Saya yang besar di rumah dalam gang di tengah kota Padang juga baru sejak merantau tahu cara mencari paku sayur. Dulu saya sama sekali tidak tahu beda antara paku yang bisa dimakan dan paku semak-semak.
Sekarang ini, setelah tinggal di sini selama 33 tahun, saya dengan mudah dalam waktu sebentar sudah bisa membawa ke rumah seikat paku untuk diolah jadi gulai. Kalau dibeli di tukang sayur harganya juga murah, cuma Rp 2.000 seikat, tapi kalau ada yang gratis mengapa harus beli kan?

Pelengkap gulai paku adalah sayuran rimbang, sayuran sekelompok terung yang bentuknya bulat kecil, di Jawa mungkin disebut cepokak atau tekokak. Rimbang juga tumbuh liar di semak-semak, dapat saya petik dengan gratis juga.

Jadi tahun ini saya masak lontong dengan sayur paku campur rimbang yang digulai dengan santan berbumbu pedas karena memakai cabe rawit, saya beri tambahan ikan kering supaya ada proteinnya. Pada pagi sebelum salat Idul Fitri kami makan lontong ayur paku dengan pelengkap bihun goreng, telur balado, randang sapi dan kerupuk.
Apapun hidangan lebaran pasti terasa sedap karena nikmatnya berasal dari berkumpulnya sanak saudara, betul begitu kan?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Selamat Idul Fitri 1444H.Mohon maaf lahir dan batin
Maaf lahir batin juga Pak Dede, bahagia selalu.
Kayaknya enak tuh. Mau doong hehe....
Yuk sini Teh.
Sayur gratis, barakallaah Bu Mirdayanti
Alhamdulillah, terima kasih Bu Zuyyinah.
Banyak ragam masakan khas Nusantara. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Taqobbalallahu minnaa wa minkumMohon maaf lahir dan batin
Betul sekali Pak, walau sebenarnya mirip-mirip. Maaf lahir batin juga Pak.
Gulai kesukaan nih bu
Gulai paku rang Piaman lebih mantap Bu Sofi, tambah pula dengan sala.
Hmmm...yummy. mau dong bunda ...cod ya?
Kalau Bu Siska dekat saya kirim gratis dengan setulus hati, tapi Bu Siska mungkin ga tahan pedasnya, wong Solo kan masakannya banyak yg manis. ya.