Seorang Siswi dengan Rambut Terurai
Usai mengajar tambahan di kelas dua belas
Saya pulang lewat gerbang belakang melewati deretan kelas
Di depan 12 IPS yang tidak saya ajar, saya terpana
Seorang siswi keluar kelas, rambutnya hitam panjang terurai bebas
.
Lidah saya spontan ingin bertanya
Untunglah pengingat di otak saya dengan cepat memberi pertanda
Tidakkah kau ingat tiga menteri mengeluarkan titah
Oh ya, maaf saya sungguh lupa
.
Saya ingat saat istirahat ada guru bercerita
Tentang siswi yang ingin dibebaskan berbusana
Kata guru itu selama inipun kami tak pernah memaksa
Hanya mengikuti kebiasaan dan beradaptasi saja
.
Ada kemajemukan etnis di sekolah
Sehingga berbagai agama ada penganutnya
Bila sekarang mereka ingin bebas
Tentu saja tak jadi masalah
.
Saya syukuri saya belum sempat bertanya
Bila iya, apakah juga akan jadi masalah?
Siang yang terik dengan mentari memanggang
Sungguh saya hanya ingin cepat sampai di rumah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang penuh hikmah dan kekinian. Mantap Bu Mirda. Sehat dan sukses selalu. Salam literasi.
Terima kasih Bu Zulfa. Semoga Bu Zulfa juga sehat selalu
Di sekolah kami yang non muslim.memang tidak berhijab ketika sekolah. Semangat Ibu.
Tidak ada pemaksaan, tapi bertahun-tahun ini semua memakai, barangkali risih terlihat beda
Untung belum sempat bertanya ...
Iya, syukurlah
Rasanya betentangan dengan hati nurani ya, Bu. Saya sependapat dengan Ibu.
Saya khawatirnya nanti menular ke yg lain, yg Islam, dan kita ga boleh menegur toh?
Nilai-nilai budi pekerti tentu tetap kita tanamkan pada semua siswa. Sukses untuk bunda
Selalu Bu. Semoga yang selama ini sudah menutup aurat, terutama yg Islam, tetap patuh melaksanakan kewajibannya
Betul Bu...miris sekali bila nanti siswi yang muslimpun merasa berhak untuk tidak berjilbab, padahal keluarga dan sekolah dan masyarakat selama ini sudah berusaha untuk membiasakan kewajiban itu
kalau dia non muslim biarin aja ni, no comment, di skolah si ada anak Hindu, Made Bintang namanya tamat 2020 yg lalu. 3 tahun skolah dg rambut tergerai, tapi tak pernah kami permasalahkan, Lakum dinukum waliyadin
Iya, non. Selama ini juga banyak, tapi berhijab semua walau tak ada pemaksaan. Hari ini dimulai, baru satu orang
keren puisinya bunda.ijin follow.nunggu follbacknya ya.salam literasi
Terima kasih Pak, saya sudah follow Bapak kok