Sering sekali kita mendengar atau melihat orang berburu matahari terbenam yang dalam bahasa Inggrisnya disebut sunset. Duduk di pinggir pantai untuk melihat matahari masuk ke dalam laut, di sekitarnya langit berwarna jingga. Tentu saja hal itu sangat indah.

Matahari terbenam itu waktunya senja, dalam agama islam itu adalah waktu masuknya salat magrib. Saya sendiri dibesarkan dalam keluarga yang sejak kecil mendengar kalimat,”Magrib-magrib jangan diluar, nanti keinjak anak setan.” Atau bila anak-anak masih bandel berada di luar pasti akan dicari, lalu digiring untuk pulang ke rumah. Hal itu tertanam dalam pikiran saya yang menyebabkan saya merasa lebih nyaman bila berada dalam ruangan saat senja, bila masih berada di jalan maka saya merasa gelisah.

Saya manusia dini hari, mata saya umumnya terbuka sebelum alarm berbunyi, yang saya setel pukul 3.58. Biasanya lima menit sebelum waktu alarm saya sudah terjaga. Saya suka suasana dini hari, tidak terlalu hening sebenarnya, karena ada suara ayam ada suara mengaji dari masjid, saya menikmatinya.

Ritual saya adalah salat tahajut, mengaji lalu mandi untuk berangkat ke masjid mengerjakan salat subuh. Waktu subuh di Sumatera Barat lebih terlambat dari di Jawa apalagi dari Jawa Timur, biasanya kami salat subuh sekitar pukul 05.00. Saya menikmati bersepeda ke masjid,saat masih remang-remang dan udara sejuk mengelus kulit, damai sekali rasanya. Pulang dari masjid di timur cahaya matahari mulaI membayang, indah sekali. Rasa sedamai itu tidak saya rasakan saat senja, itulah sebanya saya lebih menyukai waktu subuh.

Setiap orang punya pilihan waktu yang disukainya dari 24 jam yang diberikan Tuhan ke pada kita. Yang penting setiap detik yang diberikan bisa kita isi dengan hal yang bermanfaat dan penuh rasa syukur.