Mirdayanti

Guru Biologi di SMAN 1 Kinali, Pasaman Barat, Sumbar. Seorang istri, ibu dari 2 anak dan Uci dari dua orang cucu....

Selengkapnya
Navigasi Web

Ucapan Terima Kasih

Kemarin 29 Mei tanggal merah, sekaligus hari lahir suami, jadi kami memutuskan staycation ke Bukittinggi. Karena kami tinggal berdua saja, sekedar menginap semalam di hotel sudah merupakan hiburan bagi kami.

Hari ini 30 Mei masih libur karena cuti bersama, kami sudah cukup menikmati istirahat semalam lalu pukul 9.00 pagi meninggalkan hotel untuk pulang ke rumah.

Sekitar 8 kilo menjelang rumah, tiba waktunya salat Jumat. Tidak keburu untuk salat di masjid dekat rumah, jadi suami memarkirkan mobilnya di halaman masjid, sedang saya tetap di mobil dengan mesin mobil hidup agar AC tetap menyala.

Saya mengisi waktu dengan membaca novel on line. Menjelang salat usai mobil yang parkir di depan mobil kami menarik perhatian saya, karena isinya tiga perempuan muda usia 20-an dan seorang anak perempuan usia 10-an. Awalnya saya pikir mereka seperti saya, menunggu saudara atau temannya yang lagi salat, ternyata bukan.

Mereka sedang berbagi, yang disering disebut Jumat berkah. Yang mereka bagi sederhana saja, es teh dalam cup plastik dilengkapi sedotan. Pada siang panas terik seperti ini, pasti sangat menghilangkan dahaga mereka yang baru keluar masjid.

Mereka membawa satu termos besar es batu yang telah dihancurkan, satu galon air dan satu termos besar air teh. Dengan cekatan mereka memasukkan es batu, menambah air teh lalu menambahkan sedotan. Mereka menyerahkan pada para jemaah yang keluar masjid setelah salat Jumat.

Saya salut dengan mereka, semua perempuan dan dengan senyum membagikan es teh tersebut. Yang aneh justru para laki-laki yang menerima. Baik anak-anak, remaja, bapak-bapak bahkan kakek-kakek menerima gelas plastik itu dengan wajah datar, beberapa ada yang mengangguk, ada yang tersenyum, tapi tak ada yang mengucapkan terima kasih!

Saya menatap dari dalam mobil dengan perasaan jengkel. Sebegitu susahkah kata terima kasih terucap dari bibir mereka? Bukankah segelas es teh dengan rasa manis dan dingin di tengah panas terik ini sangat menyegarkan dan menghilangkan haus, mengapa tidak bisa mereka berterima kasih?

Saya tak melihat semua, mungkin saja ada yang mengucapkan, tapi setiap kali saya melihat ke aktivitas di depan mobil saya, yang terlihat adalah mereka menerima, mengangguk lalu pergi membawa es tehnya.

Mungkin mereka menganggap itu hak mereka, jadi apa perlunya berterima kasih. Mungkin ajaran ini harus kita ulang-ulang kembali, diingatkan kembali pada semua orang, agar lebih meringankan mulut untuk mengucapkan kata terima kasih.

421
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Anak sy jg sering ikut giat tsb bers komunitasnya. Kt anak sy biar sj ga ucap trmksh, yg penting tujuan kt tercapai. Iihh...gemesh sy...hehe.

31 May
Balas

Saya pun saat itu gemees Bu.

31 May



search

New Post