Tulisan ini saya buat karena munculnya tulisan pak CEO. Sebenarnya dan rencananya, saya akan menulis kegiatan yang sedang saya jalani, melatih calon kepala sekolah. Namun, tulisan pak CEO mampu membelokkan rencana saya.

Ingatan saya kembali saat TNGP 2019. Semua guru penulis dari berbagai daerah di Indonesia, yang bisa dikatakan didominasi oleh kaum hawa, tumplek blek di Jakarta. Kegembiraan mereka saya nikmati dari berbagai postingan mereka di FB. Saat itu, saya pribadi tidak bisa datang sehubungan dengan tugas kantor.

Namun, kebahagiaan dan euforia guru penulis tersebut sangat saya rasakan dalam diam. Ada senyum tersungging di bibir saya. Ada haru di hati saya. Ada bening di mata saya yang saya coba untuk menahannya agar tidak terjatuh menjadi air mata.

Saya memang bukan mereka yang saat itu sedang euforia. Namun, saya sangat ikhlas saat mereka begitu berbahagia. Sungguh, saya menulis ini pun sambil berkaca-kaca, mata saya basah melihat kebahagiaan mereka. Saya terharu dan ikut bahagia dalam diam.

Sampai saya dikagetkan oleh dering telpon dari salah satu mereka. Ucapan terima kasih dan mohon doa dari saya agar tulisan selanjutnya mampu mengantarkannya ke puncak kebahagiaan. Juga kabar bahagia, bahwa tulisannya membawanya ke Baitullah. Alhamdulillah. Aamiin ....

Dalam diam, saya menikmati euforia mereka. Saya hanyalah sosok di balik layar euforia sang penulis.