Misnarwati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan menulis 30 hari

Tantangan menulis 30 hari

Tantangan menulis hari ke 1

JANJANG 40

Letih sekali badan ini, serasa mau lepas persendian dari engselnya. Makan tak  enak tidur tak nyenyak.bawaan emosional saja.

Siapa yang mau dipersalahkan atas deritaku, tidak seorangpun yang menyuruhku menaiki jenjang itu. Di kotaku jenjang ini terkenal dengan sebutan janjang 40. Jumlahnya empat puluh tangga  katanya. Padahal sampai hari ini 17 tahun telah dilewati hidup di kota ini belumlah pernah terhitung  jenjang itu.

Sabtu sore sulungku menagih janji untuk berakhir pekan, tidaklah muluk keinginannya hanya sekedar melepas penat jalan-jalan sebentar ke jam gadang.tapi, namanya emak pekerja  kalo sudah akhir pekan bawaannya mau istirahat saja. Seperti mendapat libur panjang saja.

"Maaf uni, mama capek."

Sekilas aku lihat raut kecewa diwajahnya.

"Kalo besok bagaimana ma, kita marathon ?" 

Terbayang bangun pagi saat masih berembun. Kota Bukittinggi yang dingin. Padahal pagi minggunya agenda rutinku belanja di pasar bawah atau di pelataran BTC.

BTC,  terdengar beda ya? Banto Trade Center, sebuah gedung yang direncanakan tempat para pedagang lokal mengelar dagangannya. Tetapi karena sesuatu hal, BTC sepi. Karena gedungnya sepi para pedagang sayur mayur memanfaatkan sekeling halaman BTC untuk berjualan. 

Bila hari Minggu aku suka belanja di BTC karena para pedagangnya adalah mayoritas petani lokal yang menjual langsung hasil panennya di pasar. Murah, segar dan bervariasi.

BTC berhadapan dengan janjang  40. Otak mak makku berputar menyusun rencana.

"Bagaimana kalo kita mendaki janjang 40." kataku spontan.

Mau ma, mau ! Sorak sorai suaranya 

Yakin???

'Kata mami apa sih yang tidak mungkin  di dunia ini." kata sulungku yakin 100 persen. Orang yang di panggil mami itu adalah adik sepupuku yang juga tinggal bersama kami. Entah dari mana dan siapa yang memulai mereka memanggilnya mami.padahal sepupuku itu belum menikah.

Pagi Minggu bersama sulungku kami bermotor menuju ke pasar bawah, tidak lupa aku menyelipkan kambuik (keranjang sandang tempat belanja)  di dalam jok motor.

Kostumku.Celana longgar, baju kaos plus jilbab kaos berbunga kecil-kecil pilihannku pagi ini. Sesantai mungkin terbayang tinggi janjang 40. Akankah terdaki.

Sulungku pagi ini benar benar bersemangat 45. Menaiki jenjang 1 sambil tersenyum sumringah mengacungkan jempol minta diabadikan dengan kameraku. 

Mulailah kami menaiki jenjang itu, lebih tinggi lebih tinggi lagi akhirnya aku terduduk lemas pada tangga teratas janjang ke 40. Napas ngos-ngosan, kaki lemas. Sulungku tidak jauh berbeda denganku terduduk letih tersenyum puas. Dengan satu kata APA YANG TIDAK MUNGKIN DI DUNIA INI.

Tiba tiba tatapan kami beradu, kami kompak berkata Apa sih yang tak mungkin di dunian kami tertawa terbahak bahak, tentu menertawakan kelakuan kami pagi ini

 

 Minggu, 19 Januari 2020

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post