Ku berjalan di tengah derai hujan yang membasahi tubuh

Berjalan pada takdir yang digariskan Tuhan Yang Maha Agung

Melewati batas dinding yang selama ini membelenggu

Merdeka sudah pasti akan bertemu

Sesosok manusia yang berada dalam kegelapan menunggu pilu

Basah kuyup disiram janji-janji kosong nan semu

Sebatas pada-Nya dia berpangku

Karena sendiri tak berarti sepi

Gelap bukan akhir dari hidup ini

Kenyataan indahnya dunia tak seperti cerita dusta

Membumbung tinggi diantara lautan drama

Iya, Negeriku adalah negeri seribu candu

Candu menyanyikan lagu-lagu tentang ibu

Candu bersuara diantara lautan yang biru

Tetaplah menjadi payung peneduh bagi mereka

Merangkul semua dalam suka duka

Bagai di negeri dongeng aku berdiri

Melihat sang fajar meredup di tengah malam

Bergetar memandang sambil melambungkan harapan

Menguatkan hati duduk sendiri disudut kenyataan diri

Tak dapat melihat setiap cahaya yang menghampiri

Sungguh terluka hati ku mendengar berita

Negeriku dilukai candu

Candu penebar kebencian yang semu

Candu mengeruk isi darat dan laut

Candu memperkaya diri dan sanak menantu

Candu memiskinkan hati yang lugu

Wahai jiwa-jiwa kedamaian

Lihatlah warna-warni laut biru

Aku ingin menari diantara ikan-ikan yang lucu

Menyapa dalam sebuah syair merdu

Diriku masih dibawah payung berwarna hitam

Menunggu hingga candu terbawa angin

Tersadar cahaya fajar masih belum mampu

Menari diatas awan

Bernyanyi diatas tanah air

Berpuisi bersama hujan

Merawat yang rapuh bersama seruling bambu

Inilah cerita seribu candu dimalam kelabu

Langsa, 26 November 2020