Talkshow yang diadakan media guru pada hari guru nasional yang dihelat digedung A kemendikbud Jakarta tanggal 24 november 2018, masih menyisakan catatan yang patut direnungi bersama sekaligus bahan introspeksi diri tentang kapasitas kepenulisan yang telah kita miliki. Hadirnya orang-orang luar biasa membuat berdecak kagum, bagaimana mereka mampu menggerakan literasi didaerahnya masing-masing dengan semangat dan kekuatan hatinya, tanpa pamrih serta dengan keihlasanya telah membuahkan hasil yang luar biasa, bunda Yasmi, Pak leck Murman, bukanlah orang-orang biasa, mereka telah menggerakan daerah jawa tengah menjadi guru-guru yang gila menulis dan sebagai penulis terbesar diblognya para guru itu, tidak hanya itu bundo yasmi mampu membedol kekuatan mulai kepala daerah dan kepala dinasnya turut bergerak untuk berliterasi. Selain itu Ibu guru yang telah mengajak murid-muridnya hadir ke Jakarta dengan dukungan anggota dewan yang ada disana.

Ada lagi yang lebih menarik, penampilan figur-figur penulis terbaik, dengan penjualan buku tertinggi, bahkan omset yang dimiliki sampai Rp 240.000.000, yakni bunda Istiqomah, itu merupakan prestasi yang luar biasa, dan sekaligus menunjukan profesi penulis bukan pekerjaan yang bisa diremehkan, belum lagi bunda wiwik dengan buku dongengnya “ ayah bunda bacakan aku cerita” juga mencapai jumlah penjualan yang hampir sama, selain itu buku ustadz Rizky yang berjudul “Jalan sukses sang Hafidz” juga mendapat penghargaan yang sama.

Dalam thok show ada seorang peserta yang telah menulis empat buku menyampaikan pendapatnya dan sekaligus mengeluhkan, tentang bagaimana dia dapat menulis buku dengan mudah, tetapi kesulitan melakukan penjualan. Dalam thok show itu Pak Leck Murman mengatakan bahwa kunci buku itu dapat terjual dalam jumlah yang banyak adalah terletak pada branding, yaitu bagaimana seorang penulis harus mampu menampilkan dirinya sebagai seorang penulis yang berkualitas. Melihat hal tersebut maka seorang penulis juga perlu bersosialisasi untuk memberi merk atas dirinya, sehingga seorang penulis akan dikenal oleh publik sebagai seorang penulis yang berkelas.

Branding sebenarnya bukan sekedar pencitraan biasa, sekedar penampilan atau live service semata, dengan cara menampilkan diri dalam kegiatan menulis saja, akan tetapi harus lebih dari itu, yaitu dengan membuktikan atas kualitas dirinya disertai dengan karya-karyanya. Harus dipahami bahwa penulis-penulis yang karyanya menghasilkan ruapiah yang amat besar tentu tidak hanya dilakukan secara instan, akan tetapi telah melalui proses panjang, bahkan mungkin buku-buku mereka pernah ditolak oleh penerbit, sebagaimana yang pernah ditulis mas Eko Prasetyo Pemred Media guru, bahwa buku-buku yang ditolak itu kini dapat menghasilkan dua rumah di Sukodono, yang sekarang diidaminya.

Terkait dengan itu maka penulis-penulis yang belum mencapai seperti mereka, harus lebih giat lagi untuk menulis dan mengasah diri, sehingga suatu saat juga akan mendapatkan buah yang sama dengan penulis-penulis handal yang telah sukses lainya. Salam literasi, menulis tanpa henti.