Penulis Bukan Pengkhayal

Oleh: M. Maghfur Qumaidi

Terngiang dalam ingatan. saat kelahiran buku pertama, ada sebuah statmen bahwa menulis itu teori. Nampaknya statetmen yang benar-banar tidak literat. Tidak memahami hakikat menulis.

Tak bisa dibayangkan, jika penulis itu tidak dilahirkan ke muka bumi. Pasti tak tahu apa yang akan terjadi. Mungkin ilmu-ilmu yang telah diciptakan oleh pendahulu-pendahulu akan punah begitu saja. Ilmu-ilmu itu pasti hanya dimiliki oleh dirinya sendiri, dan tidak banyak bermanfaat bagi orang lain, apalagi bisa hidup sepanjang sejarah umat manusia.

Hakikat menulis bukan untuk berteori, tetapi berupaya menyebarkan apa yang diketahui kepada orang lain. Mungkin ada yang membutuhkan ilmu itu. Bukan untuk mencari gengsi atau popularitas dan lain-lain. Adapun populeritas, materi itu adalah efek dari keihlasan untuk menyebarkan ilmu itu.

Harus dipahami, menulis bukan sekedar menulis. Namun, ada proses yang dilalui. Tak mungkin seorang penulis menuangkan idenya tanpa dasar. Pasti semuanya mendasar, hanya saja pendekatan yang digunakan untuk menuangkanya berbeda. Ada yang berasal dari pengamatan, bacaan atau reverensi buku lain. Kontemplasi juga mewarnai konten sebuah tulisan.

Penulis itu perang ide, bagaimana menyampailan ide-idenya secara benar disertai oleh dasar. perbedaan ide juga tidak dilarang. penulis juga punya mahzab atau aliran-aliran dalam menyampaikan sesuatu.

Pahami. Menulis bukan berteori. Namun, ada nilai-nilai yang ingin dikembangkan. Itu rasional bukan bualan. Apalagi hanya sekedar perang urat syaraf. Menulis itu keabadian. Kata-kata atau ucapan itu hanya sementara, belum tentu seumur manusia, sebab dicabutnya suara oleh Allah ucapan itu akan berakhir. Waallahu a'lam bissawab.

Musala, bimbing siswa siswi nulis

Semoga Menjadi Generasi yang literat.