PENULIS PUNYA GAYA

Catatan: Editor

Beberapa waktu ini saya tidak menulis di Gurusiana, terus terang saya sangat rindu menulis di blog ini. Sebenarnya bukan tanpa alasan saya tidak menulis, sejak tergabung di tim editor saya harus banyak belajar untuk menambah keilmuan editing tulisan. Berbagai macam tulisan saya temukan, dan beragam gaya pula tulisan itu tampil di laptop saya. Ada yang tulisanya rancak dengan tata bahasa yang bagus, cerita menarik dan lain-lain. Tetapi saya tidak mempermasalahkan itu, karena bagi saya guru mau belajar menulis itu lebih dari luar biasa. Saya teringat bagaimana saya menjadi penulis pada tahun yang lalu, berani menulis di blog ini saja rasanya sudah senang, apalagi berkesempatan menerbitkan buku pertama, dan sekarang disusul buku-buku berikutnyaa.

Penghargaan itu sangat penting, karena dengan menghargai sebuah tulisan maka penulis akan terus bersemengat untuk menulis, dan lambat laut bila terbiasa menulis tulisanya akan semakin bagus. Terus terang saya berusaha menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan para penulis yang kebetulan tulisannya saya edit, dan itu sama sekali saya tidak ingin menggurui, justru saya banyak berguru pada mereka lewat tulisan-tulisan yang saya edit. Diskusi juga saya lakukan agar ada sambung rasa dan kesepahaman dengan penulis, terus terang mungkin juga keterbatasan saya sebagai editor juga ada tulisan yang sulit saya pahami.

Selain itu diskusi juga kami lakukan agar penulis juga memahami mengapa tulisan itu harus saya ubah menjadi berbeda, misalnya terkait tentang rambu-rambu tulisan, mana cerita yang boleh ditampilkan dan mana yang tidak boleh ditampilkan, misalnya dalam sebuah cerita ada unsur “Adegan dewasa” tidak layak dibaca oleh pendidik dan lain-lain. Selain itu edit sinopsis yang hampir berubah total juga saya sampaikan, karena editor memahami penuh, mana dari sisi cerita yang menarik untuk dibaca, hal ini perlu dipahami karena sinopsis merupakan jendela untuk menengok kedalam isi buku, untuk itu harus dibuat indah, agar pembaca sinopsis penasaran untuk masuk kedalam.

Memang karakter penulis bermacam-macam, ada yang menginginkan tulisanya diedit dengan cepat tanpa kesalahan, ada juga penulis yang kalem yang penting karyanya bagus, yang lebih aneh tulisanya sudah bagus minta diperbagus lagi. Ini yang membuat editor berfikir agak lama, ternyata diberi sentuhan sedikit penulisnya sudah puas. Harus diakui bahwa kenyataanya bahwa penulis-penulis baru memang luar biasa, kalaupun tentang gaya menulis, jelas tidak ada orang yang sama, kalau mirip mungkin ada. Tetapi justru gaya menulis itu yang menjadi ciri khas dari sebuah tulisan. terkait dengan gaya tersebut, penulis bisa membandingkan antara buku atau novel yang satu dengan novel yang lain, misalnya gaya bertutur Asma Nadia berbeda dengan Boy Candra. Untuk itu penulis pemula tak usah ragu untuk menulis apapun dengan gaya yang disukai, karena setiap tulisan mempunyai kekhasan tersendiri, dengan pembaca yang khas pula. Salam literasi, salam hormat untuk buku yang tulisanya saya edit.