Siapa yang tidak mengenal Banyuwangi. Beberapa tahun belakangan nama Banyuwangi gaungnya kian terdengar. Kabupaten paling timur Pulau Jawa ini menjadi salah satu tujuan wisata di masa sekarang. Lewat artikel ini, penulis mengajak anda untuk mengenal lebih jauh dengan daerah yang berbatasan dengan selat Bali ini.

Kabupaten Terluas di Jawa

Dengan luas wilayah 5.782,50 km², membuat Banyuwangi menjadi Kabupaten terluas di Jawa Timur, bahkan di Pulau Jawa. Tahukah anda, wilayah Banyuwangi lebih luas dari pulau dewata, Bali yang memiliki luas wilayah 5.636,66 km². Informasi ini didapat penulis dari Wikipedia.

Kawah Ijen

Kali pertama mendengar nama Banyuwangi, pasti terbayang dengan tempat wisata andalan ini. Hal unik dari Kawah Ijen adalah semburan api birunya yang indahnya tiada tara. Konon fenomena blue fire ini hanya ada dua di dunia. Pertama di Islandia, dan kedua di Kawah Ijen.

Cahaya kebiruan ini hanya terlihat pada pukul tiga pagi hingga empat pagi saja. Jadi kalau anda ingin melihatnya anda harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mendaki kawah yang satu ini, yaitu pukul satu pagi. Anda juga harus tahu bahwa waktu yang ideal melihat si api biru adalah saat musim kemarau. Karena pada musim penghujan, nyala api biru ini cenderung kecil bahkan tidak tampak.

Alas Purwo

Hutan yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo ini konon adalah hutan tertua di Pulau Jawa. Meskipun terkenal dengan nuansa mistisnya, Alas Purwo memiliki keindahan alam yang eksotis. Sebut saja Goa Istana, Pantai Parang Ireng, Pantai Ngagelan, Pantai Pancur dan Pantai Plengkung. Pantai yang terakhir disebut adalah surga bagi para peselancar, pasalnya ombak di pantai ini tertinggi kedua setelah Hawai.

Dalam Alas Purwo juga terdapat wisata religi umat Hindu, yakni Pura Luhur Giri Salaka. Meski bangunan peribadatan ini berada di tengah-tengah hutan belantara, namun akses jalan kesana sangat mulus. Pura ini akan sangat ramai saat upacara keagamaan Pagerwesi dan Kuningan.

Perlu juga pembaca tahu, hutan di kawasan Alas Purwo adalah ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Hal itu membuat Alas Purwo menjadi tempat ideal bagi aneka flora dan fauna. Terkadang fauna di Alas Purwo berkeliaran secara bebas di tepi jalan di dalam kawasan Alas Purwo.

Sukamade

Pantai yang terletak di Kawasan Taman Nasional Meru Betiri ini merupakan tempat penangkaran penyu. Dari dulu, Sukamade menjadi tempat penyu bertelur. Dari enam spesies penyu di dunia, pembaca dapat menemukan empat spesies, yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, dan penyu sisik semu.

Kebudayaan

Banyak kesenian dan kebudayaan yang menjadi daya tarik Banyuwangi. Salah satunya adalah tradisi yang ada di kampung saya, Bakungan. Di kelurahan ini terdapat tradisi seblang untuk keperluan bersih desa. Seblang Bakungan adalah tarian yang ditarikan oleh perempuan yang sudah sepuh dalam kondisi kerasukan roh. Tradisi ini wajib dilaksanakan tujuh hari setelah Idul Adha. Untuk menyambutnya, masyarakat memasak pecel pitik yang dimakan bersama tepat Adzan Maghrib berkumandang. Saat itu aliran listrik dimatikan, digantikan obor api. Para pemuka agama lalu memimpin do’a dari dalam masjid. Setelah itu, masyarakat diperbolehkan menikmati hidangan pecel pitik yang nikmat itu.

Tradisi seblang juga terdapat di desa Olehsari Glagah. Perbedaannya ada pada penarinya dan pelaksanaannya. Apabila penari seblang Bakungan adalah wanita yang sudah sepuh, maka di Olehsari ditarikan oleh seorang gadis. Seblang Bakungan dilaksanakan tujuh hari setelah Idul Adha, maka di Olehsari dilaksanakan seminggu usai Idul Fitri.Penulis ingat betul, apabila sudah mendekati Festival Tari Seblang ini, kampung halaman dipenuhi wisatawan asing yang ingin menyaksikan kekayaan budaya ini.

Kebudayaan lain yang menarik adalah Kebo-keboan, Puter Kayun, dan lain sebagainya. Sangat menarik untuk menyaksikan setiap tradisi masyarakat lokal Banyuwangi.