Tantangan Menulis hari ke 1

Dua hari lalu, saya mengisi BBM di salah satu pom bensin dekat rumah. Dua ratus meter dari pintu keluar, saya melihat pedagang yang ramai dikelilingi pembeli di hampir setiap sudut grobaknya.

Saya penasaran, langusung belok "mak gluwer" gitu saja (tentunya yo pakai lampu sign dulu). Ternyata abang penjual Cahkwe. Saya minta istri saya untuk turun membelinya, untuk menjawab rasa penasaran saya. Pada umumnya, Cahkwe panjangnya lebih 10 cm, ini dimodifnya dengan ukuran 5 cm. Ini uniknya dan istimiwirnya.

Nampakny inilah yang membuat dagangannya laris manis. Tekstur kecil nan crispi, ditambah bumbu sambelnya tanpa penyedap makanan, membuat setiap orang yang makan bisa merem melek. Tak terkecuali saya.😄

Di tengah situasi ekonomi yang tak menentu, saya mendengar, jauh di kampung halaman saya, ada ibu-ibu yang menawarkan jasa "nggosok" nyetrika. Ini juga bentuk kreativitas. Saya sendiri pernah menggunakan jasa seperti ini, ketika istri saya hamil tua. Kami senang dan tenang "tak perlu nyetrika" Si ibupun senang, mendapat upah dari usahanya.

Nah, sekarang ada satu alternatif pekerjaan yang lagi yang bisa dicoba. Saya mau kasih ide saja. Ibu-ibu penjahit, atau bapak-bapak yang bisa menjahit, tak ada salahnya but masker dari kain. Harganya lumayan, peminatnya juga sangat banyak.

Kemarin, pemerintah mengharuskan setiap yang keluar rumah harus memakai masker. Ini sesuai rekomwndasi WHO.

Lah kok saya ingat "unen-unen Jawa". "Sopo obah, bakal mamah" yang artinya, siapa yang beruasa pasti bisa makan (dapat rezeki)

* Cahkwe adalah salah satu penganan tradisional Tionghoa. Karena akulturasi budaya, makanan ini digemari lidah Indonesia. Seperi halnya Bakmie, siomay, tekwan, bakpao.

Tantangan Menulis MediaGuru