Merawat Amaliyah Ramadhan (Kencleng Sedekah)
Tantangan hari ke 4
Sore tadi, setelah salat asar, saya berbisik kepada bendahara pembangunan Masjid perumahan yang saya tempati. “Berapa persen kontribusi dari warga perumahan dalam renovasi masjid ini?” tanya saya!
Penuturan bendahara yang dua tahun lalu berangkat haji ini, bahwa total biaya renovasi masjid selama kurang lebih lima tahun ini mencapai 6 Milyar. 13 persennya berasal dari donatur di luar perumahan. Sisanya dari infak warga dan jama’ah yang terdiri dari tga RW. Setiap RW rata-rata ada tujuh RT. Wow! Angka yang fantastis. Saya sendiri sore itu tidak bisa langsung menghitung berapa rupiah 87 persen dari 6 Milyar itu. Yang jelas banyak banget.
Pada mulanya pengumpulan infak dari warga dan jama’ah berupa kartu infak bulanan dan kupon. Namun cara ini tidak bertahan lama. Karena pemberi infak dan petugas “ewuh pakewuh”. Ngasih sedikit malu, ngasih banyak belum tentu mampu.
Akhirnya ada usulan, setiap rumah diberikan “kencleng”. Semacam kaleng tabungan. Setiap bulan diambil oleh ketua RT atau petugas. Sekaligus diganti dengan kaleng kosong. Begitu seterusnya. Di sini perlunya memilih ketua RT/RW yang tidak hanya punya leadership, namun peduli dengan agama. Jadi seimbang antara ngurus dunia tanpa mengesampingkan urusan akhirat.
Selama Ramadhan, kita telah dilatih menjadi hamba yang dermawan. Maka sudah semestinya “atsar” atau pengaruh ramadhan perlu kita rawat. Sehingga menjadi sebuah _habit_ yang makin tahun makin meningkat.
Kencleng ini bisa kita terapkan di rumah kita masing-masing. Saya sendiri meletakkannya di dekat tempat salat. Karena begitu salam, harapannya saya lansung lihat dan mengisinya. Bisa juga diletakkan di dapur, bagi ibu-ibu. Kembalian dari belanja bisa dimasukkan di kencleng tersebut. Walaupun sebenarnya itu kurang pas. Kalau mau ideal ya sedekah dulu baru belanja. Hehehe. Ini berat, namun perlu dilatih.
Sharing dari saya mudah-mudahan bermanfaat. Bisa amati, tiru dan modifikasi (ATM) di tempat kita masing-masing. Sehingga program-program sosial bisa tetap berjalan. Tidak mengandalkan proposal. Apalagi penarikan di jalan-jalan.
Oh kencleng, from nothing to something.
Sukatani, 18 Ramadhan 1441.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ide. Terima kasih pak sudah berbagi pengalaman